Corak

BMKG: GMC di Balikpapan 84 Persen

GMC diabadikan di halaman kantor PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT) Jalan Pulau Balang No 1 pukul 14.38 Wita (foto:kotaku.co.id/run)

Firmansyah

KOTAKU, BALIKPAPAN-Meski di beberapa tempat diselimuti awan mendung, warga Kota Balikpapan tetap berkesempatan menyaksikan fenomena alam Gerhana Matahari Cincin (GMC) yang terjadi siang tadi sekitar pukul 12.13 Wita dan puncaknya pukul 14.08 Wita, Kamis (26/12/2019).

Salah seorang staf Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Firmansyah ditemui di kantornya Jalan Marsma R Iwahyudi, mengatakan GMC bisa dilihat langsung dengan menggunakan alat bantu seperti teropong atau kacamata gerhana.

“Tapi di Balikpapan (GMC) hanya sekitar 84 persen,” ucapnya.

GMC adalah peristiwa terhalangnya hampir semua bagian tengah piringan matahari oleh piringan bulan, sehingga saat puncak gerhana akan terlihat menyerupai bentuk cincin. Saat fase cincin terjadi, kecerahan langit meredup hingga seperti saat fajar atau senja. Itu berlangsung hingga puncak gerhana.

Salah seorang warga saat mengabadikan GMC (foto:kotaku.co.id/qis)


Disebutkan, di Indonesia, proses GMC terlihat sempurna terjadi di Banda Aceh. Khusus di Kalimantan, terjadi di Tanjung Redeb, Tanjung Selor dan Tarakan. Mencapai 93 persen

Sedangkan durasi gerhana terlama terjadi di Bengkalis Riau selama 3 jam 51 menit 24,7 detik. Sebaliknya, durasi gerhana tersingkat terjadi di Marauke, yaitu 2 jam 12 menit 11,2 detik.

Namun, proses paling awal GMC terjadi di Sabang Aceh yakni pukul 10.03 Wita.

Sementara durasi cincin terlama dan magnitudo terbesar terjadi di Selat Panjang Riau. Yakni berdurasi 3 menit 38.9 detik dengan magnitudo gerhana sebesar 0,984.

Terkait GMC, salah seorang warga Ayda yang tinggal di RT 57 Perum Batara 2 Sepinggan Baru, mengaku melihat gerhana menggunakan kaca pelindung las yang menurutnya aman dan terlihat jelas. “Kaca las ada pelindungnya dan tebal, juga ada efek filternya yang membuat warna matahari berubah jadi hijau,” seru ibu tiga anak ini.

Setali tiga uang, Lili warga pemukiman atas air Kelurahan Baru Tengah mengaku menyaksikan fenomena tersebut dengan memanfaatkan kertas rontgen. (qis)

Print Friendly, PDF & Email
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top