Ekbis

Tekuni Usaha Duplikat Kunci, Koh Alun “Ahli” Sejak 30 Tahun Lalu

Toko Aneka Kunci Duplikat yang ditekuni Koh Alun sejak 30 tahun (foto: kotaku.co.id/qis)



KOTAKU, BALIKPAPAN-Terjebak dalam kepanikan, terkadang mendorong lahirnya sebuah kreativitas. Ditambah dengan kejelian menangkap peluang maka akan berujung menjadi ladang mendapatkan rupiah. Seperti pengalaman Koh Alun, pria 75 tahun yang menekuni usaha pembuatan duplikat kunci. Tak main-main, usahanya bertahan sejak 30 tahun lalu hingga kini. Tepatnya, dimulai sejak tahun 1990.

Bermula saat mobil yang dipakai untuk mengantar tetangga ke acara pernikahan, secara tiba-tiba pintunya terkunci. Ia pun dibuat tak karuan hingga nekat membongkar pintu kendaraan tersebut. Dari situ lahir ide untuk membuat duplikat kunci dan berlanjut menjadi kegiatan usaha. Apalagi ia memiliki kemampuan membuat kunci yang didapat saat ikut bekerja di bengkel bubut milik kerabat semasa muda. “Kejadian lucu tahun 1986 itu kalau diingat-ingat bikin senyum sendiri,” kenang Koh Alun kepada Kotaku.co.id saat dijumpai di tokonya, Aneka Duplikat Kunci, kawasan Lapangan Foni Kebun Sayur, Balikpapan Barat, Senin (27/1/2020).


Benar saja, secepat kilat ia menjadi andalan semua kelompok masyarakat. Mulai kalangan otomotif dan rumah tangga. Apalagi kala itu, pengrajin duplikat kunci terbilang langka. Pun saat pesaingnya belakangan mulai menjamur, ia tetap unggul. Bahkan tetap terpercaya hingga sekarang. Itu tercermin dari volume pendapatan yang diklaim stabil. Konsisten melayani sepenuh hati dan didukung dengan pilihan sparepart yang cukup lengkap rahasia sukses terbesarnya. Apalagi harga pembuatan kunci duplikat yang dipatok, cukup terjangkau. Mulai Rp 15 ribu untuk kunci pintu dan Rp 20 ribu untuk jenis motor.

Koh Alun dan putranya Hardi (foto:kotaku.co.id/qis)



Atas keberhasilannya, ia pun bertekad untuk terus mempertahankan usahanya dengan mewariskan keahlian kepada putra satu-satunya, Hardi. “Itu sebabnya kami tidak bisa buka cabang karena hanya saya yang turun tangan sedangkan bapak sudah tua,” celetuk Hardi. Meski generasi kedua, kualitas produksi tidak berubah. “Selama kami mampu kami akan bantu asal masih berhubungan dengan kunci dan gembok,” pungkasnya. (*)

To Top