Ekbis

Indonesia Punya Minuman Alkohol Kualitas Internasional, Kaja dan Nord

Kini Hadir di Balikpapan, Variannya Menggoda

(Ki-ka): Founder PT Lovina Industri Sukses Bona Budhisurya (kiri) beserta istri, Direktur Operasional BSB Agustinus, pengelola Embassy Club Balikpapan Temang Dwi HP, GM Grand Jatra Hotel Widya Wiryawan, dan Director of Operations Jatra Hotels and Resorts Eko Purwanto (foto: kotaku.co.id/run)

KOTAKU, BALIKPAPAN-Produsen minuman beralkohol asal Bali PT Lovina Industri Sukses meluncurkan dua produk terbarunya yakni Kaja (baca: Kaje, bahasa Bali yang berarti Utara) dan Nord, di Embassy Club Balikpapan lantar dasar e.Walk Balikpapan Superblock (BSB), Kamis (6/2/2020) malam. “Untuk Kaja ada dua varian sedangkan Nord hadir dalam empat varian,” seru Founder, Bona Budhisurya usai menggelar launching.

Kaja merupakan produk premium terbuat dari gandum, diolah menjadi Bir yang kemudian didistilasi atau melalui proses penyulingan. Kaja hadir dalam dua varian Kaja Vodka dan Kaja Gin. Sedangkan Nord merupakan minuman semi Vodka, bahan campuran cocktail yang juga berbahan utama gandum. Diproduksi dalam varian yang lebih banyak. Masing-masing Nord Orange Liqueur, Nord Vodka, Nord Gin dan Nord Lychee Liqueur. Bahkan ada dengan rasa buah cempedak.

“Sekarang kami lagi trial untuk membuat Whisky bahan dasarnya juga gandum. Lalu kami juga sedang membuat Brandy dengan Cognac Style yakni Kota Cognac di Prancis, nah raginya dari sana, gandumnya dari Eropa tapi anggurnya dari Singaraja dan ke depan kami juga akan produksi Rum dari bahan dasar tebu,” gebunya kemudian.

Meskipun mayoritas produk impor, Bona memastikan seluruh bahan baku tersedia. Khususnya bahan utama yakni gandum. Itu karena sebelum merilis kedua produk baru tersebut, Bona sudah lebih dulu, tepatnya sejak tahun 2011, ia telah meluncurkan produk minuman jenis bir dengan bahan baku alami kualitas tinggi hingga menghasilkan citarasa yang terbaik (craft beer) terbuat dari gandum. Yakni Stark. “Bahan baku sudah tersedia hanya proses yang beda. Jadi kami bisa produksi dengan kualitas yang lebih baik,” paparnya bersemangat. Tak cuma itu, bersama Pemerintah Provinsi Bali, Bona berencana mengangkat kearifan lokal dengan membeli arak produksi petani setempat untuk kemudian diproses ulang untuk menghasilkan kualitas yang lebih baik lagi. Dengan harapan, produk tersebut kelak bisa dijual ke pasar internasional.

Agar tidak didominasi bahan baku impor, ia pun berencana mengembangkan minuman beralkohol menggunakan bahan baku dari dalam negeri. “Cognac menggunakan anggur dari Singaraja. Anggur Singaraja dikonsumsi langsung rasanya asam tapi kalau diolah jadi Cognac lebih nikmat. Begitu juga dengan Rum, dari tebu, di Indonesia cukup banyak,” tuturnya kemudian.

Disinggung pasar pasar atas seluruh produknya, Bona menjelaskan ceruknya terbuka lebar. Apalagi pemerintah tengah getol mendorong konsumsi produk lokal dengan cara menaikkan pajak produk impor. “Dengan dinaikkan pajak produk impor beralkohol sebesar 150 persen dari harga beli, itu membuat harga minuman dari luar negeri menjadi mahal. Dari situ saya bercita-cita menghasilkan produk berkualitas tapi produksi lokal, sesuai visi pemerintah. Apalagi dengan harga jauh lebih murah kualitas sama maka konsumen enggak perlu minuman impor lagi, enggak perlu bayar pajaknya lagi,” jelasnya tenang.

Malam launching minuman beralkohol Kaja dan Nord di Embassy Club Balikpapan e.Walk BSB, Kamis (6/2/2020) (foto: kotaku.co.id/run)

Bali dan Jakarta sebut dia, merupakan kota dengan serapan konsumsi tertinggi atas seluruh produknya. Bali tentu saja karena pariwisata sedangkan Jakarta, imbuhnya karena didukung gaya hidup masyarakatnya. “Kaltim akan menjadi Ibu Kota Negara jadi kami harus jemput bola, menyiapkan dari sekarang, menyediakan kualitas yang sama seperti di Jakarta, supaya saat mereka pindah, sudah ada produk yang berkualitas,” imbuh pria yang mengaku mengawali bisnisnya karena kecintaannya akan minuman beralkohol berkualitas.

Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Medan dianggap daerah yang tak kalah potensial untuk penjualan. Selain dalam negeri, Bona juga mengincar pasar internasional “Bir kami sudah masuk di Singapura, Hongkong dan Jepang. Khusus Kaja dan Nord masih konsentrasi di Indonesia tapi ke depan juga akan digalakkan ke pasar dunia. Apalagi ada taste lokal varian rasa cempedak, itu unik, negara manapun enggak punya, ini yang akan kami ke depankan,” terang Bona.

Lebih dari itu, pria ramah ini menegaskan, kualitas minuman berdasarkan air yang menjadi bahan baku utama. Adapun air yang ia gunakan berasal mata air dari Desa Banyuning di Bali. “Air itu bisa langsung diminum. Dengan kualitas air itu, maka produk kami juga menjadi berkualitas,” ucap dia.

Meski begitu ia tidak menampik, bisnisnya memiliki tantangan tersendiri. “Edukasi market bahwa produk lokal kualitasnya sudah internasional, itu yang harus dibangun. Kebanyakan enggak percaya, tapi begitu mereka coba, semua reaksinya, wah benar kualitas bagus,” ulasnya mengenang.

Sejak seluruh produknya tersedia di pasar dalam negeri, Bona mengatakan Kaja yang paling merebut perhatian dan menjadi tulang punggung penjualan. “Karena Kaja kualitas impor tapi produknya buatan lokal. Jadi konsumen enggak perlu bayar pajak impor tapi sudah dapat produk kualitas internasional,” paparnya.

Mengingat Indonesia sangat berkembang, Bona menaruh harap, konsumen menjadikan kualitas sebagai indikator dalam memilih produk minuman beralkohol. “Makanya saya produksi Kaja agar konsumen punya pilihan. Daripada beli produk impor mahal, sekarang ada produk kualitas premium buatan lokal,” pungkasnya.

Turut hadir dalam peluncuran tersebut manajemen Sister Company BSB. Masing-masing Grand Jatra Hotel Balikpapan, Astara Hotel Balikpapan, J Icon Hip Hotel Balikpapan, H.O.B, Blend Wine and Co., Warung Koffie Batavia, e-Walk Mall, Pentacity Shopping Venue, Stark Craft Beer, Stark Taproom Jakarta, LBRTY Jakarta dan PAM Group Balikpapan. (*)

To Top