
KOTAKU, BALIKPAPAN-Genangan, kalau tidak mau disebut banjir, masih menjadi momok bagi Kota Balikpapan. Utamanya saat curah hujan tinggi. Bahkan saat peringatan HUT ke 123 Kota Balikpapan, 10 Februari 2020 lalu, genangan di beberapa titik “turut memeriahkan”. “Ini PR (pekerjaan rumah, Red) bagi Pemkot dan DPRD Kota Balikpapan. Khususnya Komisi III yang membidangi pembangunan,” ucapnya ditemui Rabu, (12/2/2020).
Ia pun menyayangkan, semakin bertambahnya usia Kota Balikpapan, semakin bertambah pula jumlah titik genangan. “Semakin kesini bukannya terselesaikan tapi malah tambah parah. Ini jadi perhatian khusus kami, ke depan kami akan RDP (rapat dengar pendapat, Red) untuk menanyakan (progres dan kendala). Saya minta ini betul-betul diseriusin dan harus selesai,” lugasnya. Apalagi setiap tahunnya, sambung dia menambahkan, setiap tahunnya, pemerintah kota mengalokasikan anggaran untuk penanganan banjir. “Mestinya (anggarannya) cukup dan mestinya tiap tahun (titik banjir) berkurang. Tapi kenyataan tiap tahun semakin banyak,” herannya.
Betapa tidak, banjir membawa dampak negatif bagi warga yang terdampak. Bahkan bagi warga di kawasan Balikpapan Timur. Khususnya yang tinggal berdekatan dengan jalan Tol Balikpapan-Samarinda. Banjir yang melanda kerap disertai lumpur. “Warga akhirnya bekerja ekstra membersihkan tempat tinggalnya,” ungkapnya.
Pihaknya mencatat, ada sejumlah lokasi yang menjadi langganan banjir. Di antaranya beberapa titik di kawasan MT Haryono, di kawasan Kampung Timur dan Balikpapan Timur. “Walau pun dalam beberapa jam banjir surut tapi ini harus diatasi,” pungkasnya. (*)
