
KOTAKU, BALIKPAPAN-Penjajakan bisnis yang dilakukan pengusaha asal Sabah, Malaysia disambut hangat pengusaha di Kaltim. Apalagi Kaltim telah ditetapkan sebagai Ibu Kota Negara (IKN) yang baru.
“Untuk berbisnis pengusaha nasional dan internasional lebih melirik Balikpapan tetapi alangkah baiknya tetap melihat bahwa Ibu Kota Provinsi Kaltim adalah Samarinda,” terang Ketua Kamar Dagang dan Industri Provinsi Kaltim Dayang Donna Faroek Ishak dalam Business Matching 2020 antar negara Malaysia-Indonesia yang digelar di Hotel Novotel, Kamis (20/2/2020). Ia pun berharap magnet IKN membawa perekonomian tumbuh merata di seluruh wilayah Kaltim.
Menunjang IKN, infrastruktur dasar merupakan sektor yang lebih dulu diperlukan dan menjadi peluang bagi pengusaha yang ingin berinvestasi di Kaltim. Infrastruktur tersebut seperti air, listrik dan juga untuk menunjang pembangunan seperti sekolah, rumah sakit dan pasar.
“Pengusaha bisa berkolaborasi dengan apa yang diinginkan Pemerintah Indonesia untuk terwujudnya perekonomian yang baik,” imbuh Ketua Kadin Kota Balikpapan H Yaser Arafat. Lanjut Yaser menerangkan, banyak kesempatan yang dapat dikerjasamakan. Itu karena IKN membutuhkan banyak modal di luar dari anggaran APBN. Tidak terkecuali dari pengusaha melalui penanaman modal. Selain infrastruktur, ada sektor pariwisata yang juga tidak kalah menarik.
Sejalan dengan itu, Kepala Bidang Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (DPMPT) Sentot Prasasto menjelaskan untuk mendorong penanaman modal, Pemerintah Kota Balikpapan mengeluarkan kebijakan insentif guna mengembangkan penanaman modal, meningkatkan investasi, penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi. Hal itu tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Balikpapan No 11 tahun 2015 tentang pemberian insentif dan pemberian kemudahan penanaman modal. “Penanaman Modal Dalam Negeri masih lebih dominan daripada Penanaman Modal Asing. Dan untuk para investor tidak perlu bigung untuk perizinan investasi karena sudah bisa dilakukan secara Online Single Submission (OSS),” serunya. Secara akurasi ia menyebut, perdagangan merupakan sektor usaha yang paling banyak berinvestasi di Kota Balikpapan selain dari usaha konstruksi.
Turut hadir dalam acara tersebut pengurus Kadin Kaltim, pengusaha Kaltim, Staf Ahli Walikota Balikpapan Bidang Perekonomian dan Pembangunan H Jum Ali, 24 asosiasi dari Negeri Sabah, Konsul Muda Fungsi Ekonomi KJRI Kota Kinabalu Sartono, perwakilan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Balikpapan. (*)
