
KOTAKU, BALIKPAPAN-Go-Food rajai layanan pesan-antar makanan secara online. Bagian dari ekosistem Gojek itu unggul karena memiliki loyalitas pelanggan sedangkan Grab-Food untuk bisa bersaing banyak mengandalkan diskon.
Itu berdasarkan hasil survei tematik yang dilakukan CLSA dan diumumkan 24 Februari 2021 lalu. Hasil lembaga survei ternama itu mencatat mayoritas orang atau mencapai 35 persen lebih memilih Go-Food dan sebesar 20 persen memilih Grab-Food.
Analis CLSA Jonathan Mardjuki dalam catatan risetnya menyatakan bahwa tema pesan-antar makanan online dipilih sebab menjadi salah satu bisnis yang paling menguntungkan di tengah pandemi.
”Pandemi telah mengubah dinamika bisnis di seluruh industri dan pengiriman makanan online mendapat manfaat dari perubahan tersebut. Survei kami menunjukkan bahwa 70 persen dari 450 responden lebih sering memesan makanan secara online daripada sebelumnya,” ungkapnya melalui siaran pers yang disampaikan, Jumat (26/2/2021).
Lanjut ia menerangkan, survei dilakukan terhadap 450 responden, mayoritas berasal dari Jakarta dan Bodetabek. ”Hanya ada dua pemain besar dalam bisnis pesan-antar makanan online di Indonesia, Go-Food yang dimiliki oleh start-up Gojek asal Indonesia dan Grab-Food yang dimiliki oleh perusahaan rintisan asal Singapura yaitu Grab,” terangnya.
Survei dibagi ke berbagai segmen. Berdasarkan pendapatan bulanan, proporsinya 19-23 persen relatif sama untuk golongan Rp4 juta hingga Rp6 juta, Rp7 juta hingga Rp10 juta, Rp11 juta dan Rp20 juta dan di atas Rp20 juta.
Sedangkan 10 persen responden berpenghasilan di bawah Rp3 juta atau tidak memiliki penghasilan bulanan sama sekali seperti pelajar atau mahasiswa.
