Ekbis

Asa HITA Kaltim Menuju IKN

Pacu Percepatan Penggunaan Teknologi Terkini, SDM Jadi Tantangan

Conference, Product and Sharing Knowledge yang digelar HITA di Hotel Four Point Balikpapan, Sabtu (19/10/2019) (foto:kotaku.co.id/run)

KOTAKU, BALIKPAPAN-Berbagai sektor bisnis sudah mengambil ancang-ancang menangkap peluang pemindahan ibu kota negara (IKN). Tidak terkecuali perhotelan. Khususnya Hotel Information Technology Association (HITA) mengaku akan mendorong perhotelan melakukan percepatan penggunaan dan peningkatan teknologi sesuai perkembangan.

“Internet misalnya dipacu kecepatan dan memberi solusi terbaik lainnya,” kata Chairman HITA Kaltim Pramono Soleh dijumpai di sela Conference, Product and Sharing Knowledge yang digelar di Hotel Four Point Balikpapan, Sabtu (19/10/2019) siang tadi.

Pramono Soleh

HITA merupakan asosiasi pelaku IT hotel. Di Kaltim tercatat ada 60 hotel yang tergabung sejak asosiasi terbentuk dua tahun lalu, terdiri dari berbagai klasifikasi hotel. Mulai hotel bintang 1.

Dia menerangkan, penting bagi hotel untuk meningkatkan teknologi. Karena erat kaitannya dengan kenyamanan pengguna alias tamu hotel dan berkontribusi positif terhadap okupansi (tingkat keterisian kamar). “Oh iya, karena tamu akan memilih hotel dengan fasilitas lengkap dan kenyamanannya,” gebunya.

Saat ini, teknologi yang jamak dipakai hotel tak lain internet, antivirus hingga keamanan menggunakan cctv.

Padahal, ada berbagai teknologi lain yang tak kalah menguntungkan. Yakni keamanan data tamu hotel dan Managemen Service yang dilakukan pihak ketiga meliputi pengelolaan wifi dan seluruh jaringan dalam hotel misalnya. Hanya saja belum semua hotel menerapkan. Ada yang disebabkan ketidaktahuan, ada juga sengaja menahan karena nilai investasinya tidak sedikit. “Kebanyakan hotel memilih mengelolanya sendiri. Soal, investasi diawal memang terlihat mahal tapi untuk jangka panjang, justru lebih hemat,” terang IT Manager Hotel Four Point by Sheraton Balikpapan. Beruntung hotel di mana ia berkarir, sudah menerapkan sistem penyimpanan data tamu hotel yang diklaim cukup baik sehingga menciptakan kenyamanan pengguna jasa dalam jumlah berlipat.

Terkait mahalnya investasi sebuah teknologi bagi perhotelan juga diakui Chairman HITA Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Arsyad Pohan yang juga turut hadir dalam kesempatan tersebut. “Mahal tapi ketika digunakan mampu menghemat hingga 25 persen biaya operasional,” katanya.

Di wilayahnya, internet merupakan teknologi yang paling banyak dipakai dan sistem managemen hotel yang dulunya dilakukan secara manual.

“Teknologi bagi hotel sebuah kebutuhan, tidak hanya hotel klasifikasi tingga tapi juga hotel bintang 1 ke bawah. Terbaru yang saat ini sudah digunakan sejumlah hotel di Jakarta yakni robotic. Dengan robotic, tamu hotel dapat melakukan check in sendiri, pilih kamar sendiri tapi saat ini masih jadi kontroversi karena menghilangkan tugas receptionist,” ulasnya.

Senada dengannya, Chairman HITA Indonesia Andy Aries mengatakan, seluruh hotel di berbagai wilayah di Indonesia sudah menggunakan teknologi karena desakan kebutuhan. Lain halnya untuk daerah yang menawarkan wisata eksklusif dan private. “Justru sama sekali tidak menawarkan itu. Raja Ampat misalnya,” gebunya.

Namun kemajuan teknologi yang kaya kemudahan dalam menjalankan bisnis dan jadi fasilitas buruan tamu hotel juga menyimpan tantangan yakni tidak berbanding lurus dengan kemampuan sumber daya manusia (SDM). “Ini yang menjadi tantangan ke depan. Solusinya, asosiasi terbuka untuk sharing. Begitu juga dengan partner (vendor penyedia teknologi, Red) terutama saat ada produk baru, selalu sharing pengetahuan, salah satunya dengan melakukan kegiatan seperti ini,” pungkas Andy Arief diamini Pramono. (run)

To Top