Metro

Ramadan, Gepeng dan Pemulung Berkeliaran di Balikpapan

Salah seorang pemulung yang terdapat di jalan protokol Kota Balikpapan saat Ramadan (foto:kotaku.co.id/soleh)

KOTAKU, BALIKPAPAN-Antisipasi gelandangan dan pengemis (Gepeng) yang kerap bermunculan selama Ramadan, Satpol PP Kota Balikpapan meningkatkan operasi ketertiban umum.

Kepala Satpol PP Balikpapan, Zulkifli mengatakan, sejak awal Ramadan telah melakukan razia besar-besaran untuk mencegah maraknya gepeng. Yang kedua untuk PKL yang tidak tertib saat berjualan.

“Jangan sampai nanti kota ini terlalu semrawut, seolah-olah dengan adanya Covid-19 bisa melakukan apa saja untuk bertoleransi, harus dijaga bersamalah,” tuturnya saat dijumpai Kotaku.co.id beberapa waktu yang lalu.

Zulkifli mengaku saat ditertibkan, Gepeng yang terjaring Satpol PP langsung dilimpahkan ke Dinas Sosial.

“Mudah-mudahan Dinsos siap untuk menangani lebih lanjut, karena gepeng merupakan penyakit masyarakat,” tegasnya.

Pun begitu dengan pemulung musiman, Zulkifli menilai hal itu merupakan penyakit tahunan.

Zulkifli mengaku, jumlah pemulung kian menjamur tetapi pihaknya memiliki atensi khusus jelang Idulfitri tahun ini.

“Kemarin juga sudah kami gelar operasi bersama sebelum Ramadan. Kalau dalam pengamatan kami di lapangan masih (banyak), kami akan gelar (operasi penertiban) lagi,” imbuhnya.

Menurut pantauannya, mayoritas pemulung merupakan warga pendatang.

“Tapi karena itu merupakan kelengkapan masyarakat kami meminta surat keterangan kependudukannya, dan diimbau jangan lagi beroperasi di fasilitas umum sesuai dengan fungsinya sebagai pemulung, jika ingin jadi pemulung ya jadilah pemulung yang baik jangan berjejer di jalan protokol seperti itu, itu kan nampak sekali mengharapkan pemberian padahal di dalamnya grobaknya hanya ada beberapa kardus,” ungkapnya.

Pemulung-pemulung tersebut, sebut Zulkifli biasanya berada di kawasan yang trotoarnya cukup lapang serta kendaraan yang lewat tak telalu cepat seperti di Jalan Jendral Sudirman dari Balikpapan Permai hingga Klandasan.

“Untuk pemulung kalau disanksi ya grobaknya aja yang kami tarik, tidak ada sanksi tipiring. Jadi sifatnya ini hanya pelanggaran dari sisi ketentraman masyarakat,” ulasnya.

Berdasarkan pantauan media ini, ada sembilan pemulung yang ditemui di sepanjang Jalan Sudirman tepatnya di Markoni ada enam pemulung, dan tiga lainya di sepanjangan Jalan Gunung Malang arah ke Gunung Sari.

Dua di antaranya bersedia diwawancara. Dalam wawancara tersebut, keduanya mengelak dikategorikan sebagai pemulung musiman. Keduanya mengaku menjadi pemulung sejak dulu.

“Sudah dari sebelum-sebelumnya kami begini, cara ngais rezeki, gak cuma Ramadan aja. Tapi kalau Ramadan kami memang sering nunggu berkah,” pungkasnya.(*)

To Top