Ekbis

Efisiensi Bisnis dan Pemerintahan selama Pandemi, Dongkrak Peringkat Daya Saing Indonesia Berdasarkan Survei LM FEB-UI untuk IMD

Managing Director LM FEB-UI Willem Makaliwe saat menjadi pembicara di ajang webinar Catatan LM FEB UI bertajuk Peringkat Daya Saing Indonesia 2021 yang digelar secara virtual, Kamis (19/8/2021) (foto: kotaku.co.id/chandra)

KOTAKU, BALIKPAPAN-Di tengah pandemi Covid-19, daya saing Indonesia menduduki peringkat ke-37 dari total 67 negara. Itu berdasarkan hasil survei Institute for Management Development (IMD) Swiss yakni Official Global Partner dalam penyusunan World Competitiveness Yearbook (WCY) 2021. Di Indonesia, survei dilakukan oleh Lembaga Management (LM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB-UI) selaku mitra IMD untuk Indonesia sejak beberapa tahun terakhir bersama Nu PMK. Adapun IMD melakukan pemeringkatan tersebut sejak tahun 1989.

“Di tengah pandemi yang melanda dunia, peringkat Indonesia tahun 2021 mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya,” terang Managing Director Lembaga
Management FEB-UI (LM FEB-UI) Willem Makaliwe, di ajang Catatan LM FEB UI bertajuk Peringkat Daya Saing Indonesia 2021 yang digelar secara virtual, Kamis (19/8/2021) mulai pukul 15.00 Wita.

Ia menjelaskan, di kawasan Asia Pasifik, Indonesia tetap berada dalam urutan ke 11 dari 14 negara. Mengalahkan India dan Filipina.

“Peringkat daya saing suatu negara dipengaruhi juga maju mundurnya daya saing negara lain sehingga kompetisi tidak terhindari,” tambahnya.

Senior Researcher LM FEB-UI Arza Faldy menambahkan, hasil penilaian peringkat tersebut dilatarbelakangi analisis data kinerja perekonomian Indonesia hingga tahun 2020 serta penilaian para pelaku usaha terkait persepsi kondisi lingkungan bisnis yang dihadapi.

“Metode penilaian daya saing berdasarkan penilaian empat komponen utama meliputi kinerja perekonomian, efisiensi pemerintahan, efisiensi bisnis dan infrastruktur,” urai Arza.

Peningkatan peringkat Indonesia disumbang komponen efisiensi bisnis dan pemerintahan. Peringkat efisiensi pemerintahan mengalami kenaikan dari posisi ke-31 tahun 2020 menjadi ke-26 tahun 2021. “Kenaikan peringkat dari komponen ini didukung faktor kebijakan keuangan publik cukup efektif merespon kondisi pandemi,” lanjut Arza.

Sedangkan komponen efisiensi bisnis mengalami peningkatan dari peringkat ke-31 tahun 2020 menjadi ke-25 tahun 2021. Itu disebabkan optimisme untuk transformasi bisnis ke depan.

Pages: 1 2

To Top