
KOTAKU, BALIKPAPAN-PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VI Kalimantan kuota bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji bersubsidi tahun 2019 yang ditetapkan pemerintah untuk wilayah Kalimantan masih mencukupi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun. “Masyarakat tidak perlu khawatir, BBM dan elpiji subsidi di Kalimantan dalam kondisi aman. Sisa kuota akan kami salurkan sebaik-baiknya agar tepat sasaran dan cukup hingga akhir tahun” jelas General Manager Boy Frans Justus Lapian dalam siaran pers Minggu, (17/11/2019).
Untuk memastikan pasokan bersubsidi terdistribusi sesuai ketentuan, Pertamina terus melakukan pengawasan ke lembaga penyalur seperti mewajibkan SPBU memasang CCTV, sidak berkala dan monitor penjualan BBM di SPBU. Sedangkan untuk elpiji 3 kg, Pertamina juga melakukan monitoring rutin, sidak dan pemantauan penjualan agen dan pangkalan yang sudah terintegrasi ke dalam sistem. Selain itu, Pertamina juga terus melakukan koordinasi dengan aparat jika ada penyimpangan BBM dan elpiji subsidi di lembaga penyalur.
“BBM dan elpiji subsidi merupakan produk yang rawan diselewengkan sehingga pengawasan di lembaga penyalur senantiasa kami perketat untuk mengantisipasi kecurangan yang mungkin terjadi antara lain pengetap dan tanki modifikasi di SPBU maupun penyimpangan di elpiji 3 kg di agen dan pangkalan. Jika lembaga penyalur terbukti bersalah, kami akan beri sanksi,” tegas Boy
Pertamina menyadari bahwa pengawasan BBM dan elpiji subsidi tidak bisa dilakukan sendiri, untuk itu Pertamina menyediakan akses call center di nomor 135 yang memungkinkan masyarakat dapat menginformasikan segala hal terkait pelayanan maupun indikasi penyimpangan di lembaga penyalur.
“Masyarakat kami himbau ikut mengawasi BBM dan elpiji subsidi. Jika ada indikasi kecurangan di SPBU maupun agen dan pangkalan elpiji, jangan segan menginformasikan ke call center Pertamina di nomor 135. Untuk hal-hal yang masih di dalam kewenangan Pertamina terkait pelayanan dan penertiban administrasi akan segera kami tindaklanjuti, di luar itu menjadi ranahnya hukum tentu akan kami koordinasikan ke aparat,” jelas Boy sapaan akrabnya.
Pada kesempatan yang sama, Manager Region Communication, Relation and CSR Pertamina Kalimantan Heppy Wulansari menyampaikan, solar subsidi di Kalimantan ditetapkan pemerintah sebesar 906.925 kiloliter (KL). Sedangkan konsumsi sampai dengan Oktober sebanyak 752.522 KL. Untuk premium, kuota Kalimantan yang dipatok pemerintah sebesar 1.134.213 KL, realisasi hingga Oktober mencapai 987.444 KL. Sementara produk eliji 3 kg kuota tahun 2019 sebesar 374.824 Metrik Ton (MT) dengan realisasi sampai dengan Oktober mencapai 307.392 MT.
Selain memastikan BBM dan elpiji subsidi cukup, Pertamina juga memastikan BBM non subsidi selalu tersedia di SPBU, baik untuk BBM non subsidi jenis gasoline meliputi pertalite, pertamax dan pertamax turbo maupun BBM non subsidi jenis gasoil seperti dexlite dan pertadex. Pun begitu untuk elpiji non subsidi baik kemasan 5,5 kg maupun 12 kg.
” Stock BBM dan elpiji non subsidi juga dalam kondisi aman dan karena bukan barang subsidi maka berapapun kebutuhan masyarakat dapat kami penuhi,” pungkas Heppy. (run)
