
KOTAKU, BALIKPAPAN-Dalam rangka menghimpun aspirasi masyarakat, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan Sabaruddin Panrecalle menggelar reses masa persidangan III tahun 2019 di Kelurahan Manggar Baru, Selasa (19/11/2019) tadi malam. Ia pun mendapati sejumlah keluhan warga. Permasalahan yang disuarakan tersebut bahkan rutin diajukan setiap tahunnya. “Dari tahun ke tahun ketika kami reses, masukan dari warga yang mendominasi adalah infrastruktur. Kemudian berkembang menyangkut masalah pendidikan yakni tidak adanya fasilitas pendidikan tingkat SMP dan SMA,” ucapnya usai kegiatan. Secara akurasi ia menyebut, untuk infrastruktur, masih banyak wilayah yang belum ditunjang fasilitas yang memadai. “Jangankan semenisasi, laterik saja tidak. Kalau memang benar-benar mau membangun infrastruktur gelontorkan anggaran per kelurahan atau per LPM minimal Rp 1 miliar nanti kemudian mereka yang akan bagi berdasarkan teknis di lapangan sehingga urusan semenisasi tidak perlu melakukan tender, tinggal pengawasan. Dengan begitu baru bisa pemerataan karena tidak mungkin Dinas Pekerjaan Umum menjangkau semua daerah,” ulasnya.
Sementara tuntutan fasilitas pendidikan, bukan tanpa sebab mengingat Kelurahan Manggar Baru sebut dia, merupakan satu-satunya wilayah yang tidak dilengkapi prasarana pendidikan berjenjang. “Ketika diterapkan sistem zonasi, kasihan warga di wilayah ini,” sambungnya.
Permasalahan yang juga timbul dan sudah menahun yakni terbatasnya fasilitas kesehatan. “Kami tidak henti-hentinya memperjuangkan kepentingan masyarakat. Khusus layanan kesehatan, di Balikpapan Timur tidak memiliki rumah sakit yang standar, ketika kami sampaikan ke Pemerintah Kota dikatakan bahwa sudah melakukan kajian. Hasil kajiannya rumah sakit tipe D pratama yang diperuntukkan bagi desa tertinggal, 10 tahun lalu memang dianggap desa namun ketika akan direalisasikan ternyata statusnya sudah berbeda, dianggap bukan desa lagi, akhirnya berbenturan,” jelasnya.
Ia pun mendorong Pemkot melakukan kajian ulang. “Mudah-mudahan tahun depan kajian terbaru rampung sehingga pembangunan rumah sakit bisa segera direalisasikan,” paparnya.
Yang juga menjadi keresahan warga yakni tidak meratanya distribusi air PDAM. “Mudah-mudahan dengan adanya waduk teritip, tahun depan kebutuhan air bersih untuk masyarakat dapat terpenuhi,” ulasnya tenang.
Dan yang tidak kalah menyita perhatian yakni pasar tradisional yang berlokasi di Gunung Tembak. “Pasar ini yang jadi persoalan, eggak cocok kalau di sana. Kami sudah sampaikan berkali-kali sebelum digelontorkan anggaran tolong dikaji mendalam, gali pendapat tokoh masyarakat setempat. Akhirnya terjadi seperti sekarang, tidak optimal karena aksesnya terlalu jauh,” gebunya. Kalau pemerintah kota berniat menyediakan pasar tradisional bisa manfaatkan pasar tradisional yang lebih dulu eksis di wilayah dan lokasi berada di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Hanya saja milik swasta. “Lakukan pembinaan, lakukan pendekatan bila perlu diambil alih pemerintah lebih bagus,” serunya kemudian.
Adapun reses tersebut dihadiri perwakilan warga dari 46 lingkungan RT. Hadir pula Lurah Manggar Baru Ahmad Mauluddin. Tidak ketinggalan Bhabinkamtibmas dan Babinsa. Sayang, Camat Balikpapan Timur tidak hadir melainkan perwakilan. Begitu juga instansi terkait yang kerap turut serta dalam agenda reses, tidak hadir dalam kesempatan tersebut. (run)
