
KOTAKU, BALIKPAPAN-Guna mengikis maraknya adu domba dan hoax demi terciptanya kehidupan kebangsaan yang harmonis serta demokrasi yang santun, Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) RI tingkatkan pemahaman tentang nilai kebangsaan dengan menggelar pelatihan bagi dosen, guru, dan widyaiswara di Kaltim, 20-30 Juni 2022. Kegiatan yang melibatkan 100 peserta dibuka di Platinum Balikpapan Convention Hall, Senin (20/6/2022). Dengan harapan, para peserta dapat menularkan wawasan tersebut di lingkungan sekitar. “Targat kami 600 pelatih dalam setahun di seluruh Indonesia, dengan harapan penguatan kebangsaan tentang ketahanan nasional dapat menjangkau 6 ribu orang dalam setahun,” kata Gubernur Lemhanas RI Andi Widjajanto usai membuka pelatihan.
Selama pelatihan, peserta akan dibekali wawasan empat konsensus dasar bangsa yakni Pancasila, UUD NRI TAHUN 1945, NKRI dan Sesanti Bhinneka Tunggal Ika. Termasuk materi dasar yakni wawasan nusantara, ketahanan nasional, kewaspadaan nasional dan kepemimpinan nasional, dan juga materi penunjang.
Lemhannas berharap pelatihan ini dapat mewujudkan penyelenggaraan proses belajar mengajar yang berkarakter kebangsaan sebagaimana diamanatkan oleh para pendiri negara. Dan yang terpenting dapat menyentuh rasa nasionalisme setiap peserta didik.
Lebih dari itu, pelatihan diharapkan dapat memperkuat kebangsaan, ketahanan nasional termasuk memperkuat kesadaran geopolitik. “Bahwa semua tidak bisa lepas dari pertarungan negara utama, tidak bisa lepas dari dinamika global. Seperti pandemi Covid-19 bahkan Rusia-Ukraina,” ulasnya.
Kaltim yang ditunjuk sebagai Ibu Kota Negara (IKN) yang baru tentu jadi perhatian khusus. Itu sesuai amanat Presiden RI yakni memperkuat ketahanan di IKN Nusantara. “Oleh karena itu, salah satu perubahan di Lemhanas, tahun ini, kami melakukan banyak kegiatan di Kalimantan. Sebelumnya, kami sudah ke Kaltara, Kalteng dan Kalsel sekarang Kaltim,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Kaltim H Isran Noor menerangkan program pelatihan bagi tenaga pengajar penting untuk dilakukan sebagai upaya menjaga, mempertahankan dan mengembangkan kesadaran kebangsaan masyarakat.
“Ini juga untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Sebab kalau tidak aman, tidak ada kebersamaan, tidak pembangunan,” pungkasnya. (*)

