
KOTAKU, BALIKPAPAN-Sejak ditetapkan sebagai Ibu Kota Negara (IKN) yang baru, Kaltim jadi bidikan pelaku usaha dalam rangka pengembangan bisnis. Termasuk dari Malaysia. Hal itu ditandai dengan digelarnya kerja sama antara MyGerak Eksport Malaysia dengan PT Nur Ummi Fatimah (NUF) selaku perpanjangan tangan di Kaltim. Penandatangan digelar di sela seminar dan table top discussion bertajuk Program Perdagangan Indonesia-Malaysia, Grand Jatra Hotel, Rabu (18/12/2019).
“Kami dipercaya MyGerak sebagai mitra kerja sama di bidang makanan, kesehatan dan produk kecantikan,” kata Direktur Utama PT NUF Hj Heri Purwanti dalam press conference di sela kegiatan.
Dalam kesempatan yang sama, Chairman Dewan MyGerak Eksport Malaysia Mohd Fadrol Hishaini B Mohd Salleh menerangkan, jaringan perniagaan tersebut sudah lama dicanangkan. “Tahap awal, produk kami yang dipasarkan selanjutnya kami jamin produk dari pelaku usaha di sana akan kami pasarkan di Malaysia,” gebunya. Ia pun mengaku sebelum ekspansi ke Kota Balikpapan, terlebih dahulu melakukan survei daya beli guna menentukan harga yang akan dibandrol. “Tapi terkait harga, dipengaruhi juga oleh bea cukai dan logistik,” jelasnya kemudian.
Setali tiga uang, Consellor Embassy of Malaysia untuk Indonesia Har Man Ahmad menerangkan, kerja sama yang terjalin memiliki potensi besar. “Logistik yang menjadi tantangan besar bagi sebuah perdagangan,” serunya. Betapa tidak, jarak tempuh yang cukup jauh akan membebani biaya operasional. Utamanya biaya pengiriman. Hal itu kerap berdampak pada harga barang yang akan dipasarkan di daerah tujuan.
Meski begitu ia memastikan, kerja sama akan berlanjut dalam bentuk investasi sejalan dengan ditetapkannya Kaltim sebagai IKN yang baru.

“Di Malaysia, kebutuhan akan bahan baku sangat tinggi. Kami harap Balikpapan dan Samarinda dapat bekerja sama untuk itu dan kerja sama seperti itu sudah terjalin dengan provinsi lain. Terkait perpindahan IKN sesuatu yang siginifikan, kami akan ikut mendukung, seperti yang sedang kami lakukan di Pontianak, kami sedang membangun investasi yang cukup besar,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Balikpapan H Yaser Arafat merespon positif kerja sama bilateral dua negara di bidang perdagangan. “Dan harus dikembangkan sepanjang ada peluang dan momen,” serunya. Ia juga berharap, produk lokal juga turut dipasarkan di Malaysia. “Dalam pertemuan dengan Dubes Malaysia sebelumnya, mereka tertarik dengan kripik singkong. Kalau ini diseriusi Kadin akan ikut mendukung dan menjembatani,” ucap Yaser Arafat.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Balikpapan Arzaedi Rachman menerangkan, pemerintah daerah menyambut dengan tangan terbuka kepada para investor. “Tapi ada regulasi yang harus ditaati, apalagi produk makanan, harus bersertifikasi halal,” ulasnya.
Namun dia menegaskan, regulasi perdagangan semakin dimudahkan. “Harapannya kepada PT NUF harus mencermati agar dapat mempromosikan produk UMKM Balikpapan di Malaysia, supaya biaya transportasi menjadi semakin terjangkau. Jadi tidak hanya pengiriman dari Malaysia ke sini tapi sebaliknya juga ada barang yang dikirim,” paparnya kemudian.
Apalagi, lanjut dia kemudian, pemerintah kota sudah melatih delapan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memiliki produk berorientasi eksport. “Kami harap kerja sama ini juga bisa ditingkatkan,” pukaunya.
Wakil Wali Kota Balikpapan H Rahmad Mas’ud yang turut hadir sekaligus membuka acara mengimbau kerja sama dapat menguntungkan kedua belah pihak. “Bukan hanya produk dari Malaysia yang dibawa ke Balikpapan tapi produk Balikpapan juga dipasarkan di Malaysia,” terangnya.
Meski begitu Rahmad Mas’ud berharap, kerja sama yang telah terbangun berjalan lancar di tengah tantangan globalisasi. “Karena Indonesia-Malaysia masih satu rumpun, saya yakin kerja sama ini tidak menemukan kesukaran dalam berinteraksi dan komunikasi. Indonesia-Malaysia juga sama dalam aqidah, artinya tidak ragu dalam halal dan haram apalagi untuk produk makanan, dari Malaysia sudah tidak diragukan lagi,” jabarnya kemudian.
Lebih dari itu, Rahmad mengapresiasi gerak cepat Malaysia membidik Balikpapan sebagai sasaran ekspansi. “Karena Malaysia tahu, Balikpapan akan jadi penyangga IKN yang baru maka cepat-cepat kemari karena peradaban baru di dunia saya yakin dan percaya dimulai di Kaltim,” pungkasnya.
Selain penandatanganan kerja sama dengan PT NUF, Program Perdagangan Indonesia-Malaysia juga mempertemukan pelaku UMKM Kota Balikpapan dengan pelaku Industri Kecil Sederhana (IKS) Malaysia. Pelaku usaha kedua negara saling bertukar informasi produk dan membangun jaringan penjualan. (run)
