
KOTAKU, BALIKPAPAN-Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Balikpapan memulai program rekayasa lalu lintas jalur simpang Muara Rapak.
Kepala Dishub Kota Balikpapan Adwar Skenda Putra mengatakan program ini sebagai langkah preventif terhadap pengendara yang melalui jalan tersebut.
Apalagi ada belasan kejadian kecelakaan lalu lintas di kawasan titik nol Balikpapan itu, selama lebih dari satu dekade.
Hal ini disebut-sebut karena topografi jalan yang berundak sehingga menjadi salah satu faktor terjadinya kecelakaan yang berujung kematian atau fatalitas.
“Ini hal baru bagi pengguna jalan, memisahkan antara kendaraan bertonase besar dengan kendaraan yang lebih kecil agar terbiasa sesuai rekomendasi, setelah beberapa kali kejadian di Rapak,” ujar pria yang akrab disapa Edo, ditemui di DPRD Kota Balikpapan, Senin (22/5/3023).
Menurutnya, rekayasa lalu lintas itu juga sebagai edukasi dan menanamkan habit atau kebiasaan baru bagi masyarakat untuk lebih tertib berlalu lintas.
Sebab secara mekanisme aturan, kata dia, kendaraan bertonase besar seharusnya menggunakan lajur sebelah kanan, sementara kendaraan yang lebih kecil menggunakan lajur sebelah kiri.
“Mudah-mudahan masyarakat Balikpapan terkait dengan angkutan barang itu terbiasa dalam rekayasa nanti,” katanya.

Untuk memaksimalkan proses edukasi berkendara itu, lanjutnya, akan dilengkapi pula dengan papan imbauan di sisi atas jalan.
Bentuknya semacam plang yang menunjukkan posisi seharusnya suatu kendaraan, sesuai dengan jenis kendaraan.
“Mungkin nanti kami akan menambah informasi itu. Ini baru uji coba. Kami lihat dulu seberapa efektifnya,” kata dia.
Edo mengatakan, sebenarnya rekomendasi Dishub yang paling paten yakni penambahan flyover atau jalan layang.
Sementara itu, sampai saat ini kajian yang dilakukan Dishub dengan rekomendasi berupa rekayasa lalu lintas ini masih berisiko.
“Hasil kajian kami, risikonya masih tinggi kalau tidak ada flyover,” ungkapnya.
Bahkan, lanjut Edo, rekomendasi berupa penambahan jalur penyelamatan bagi kendaraan bertonase besar yang kehilangan kendali kecepatan, juga bukan solusi yang tepat.
Sebab jalur simpang Muara Rapak dari arah Jalan Soekarno-Hatta juga ada yang mengarah ke kiri atau ke Jalan Ahmad Yani.
“Jadi untuk awal kegiatan ini akan ada penempatan personel. Ini kami masih mencoba, seberapa efektifnya akan kami evaluasi.
Tapi risikonya masih tetap tinggi. Jalan keluarnya masih tetap flyover,” pungkasnya. (*)
