Ekbis

Mengail Rupiah dari Hobi Memancing lewat Usaha Penyewaan Perahu

Koleksi perahu untuk kegiatan mancing yang disewakan Atini (foto; kotaku.co.id/Niken S)


KOTAKU, BALIKPAPAN-Bermula dari kecintaan mending suami terhadap kegiatan memancing lantas terpancing untuk membuat sarana pendukung yakni perahu berbahan kayu, Atini kini dikenal kalangan pehobi mancing sebagai pemilik usaha penyewaan perahu. Dari hanya satu perahu, kemudian beranak pinak hingga mencapai 13 unit. “Semua perahu buatan almarhum suami saya,” kata Atini ditemui dalam sebuah kesempatan, Sabtu (18/1/2020).

Wanita yang tinggal di Jalan Mulawarman, Balikpapan Timur ini mengisahkan, perahu pertama buatan mendiang suaminya berasal dari material yang tidak terpakai sisa para pemilik usaha di lingkungan tempat tinggalnya. Perahu hasil karyanya tidak saja menunjang kegilaannya mancing di laut tapi juga sarana mata pencaharian. “Awalnya untuk digunakan sendiri lama kelamaan justru banyak orang yang ingin menyewanya untuk dipakai mancing di laut. Dari situlah akhirnya, almarhum suami semakin semangat membuat perahu,” serunya kemudian.

Atini dengan salah satu perahunya (foto:kotaku.co.id/Niken S)


Perannya dalam mengenalkan kawasan tempat tinggalnya sebagai objek memancing yang menjanjikan hasil tangkapan, kian meningkatkan jumlah penyewa. Itu masih ditambah dengan harga sewa yang konon terjangkau. Mulai Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu tergantung ukuran. Tak heran bisa bisnis penyewaan yang dijalankannya sejak tahun 2004 tak pernah sepi peminat. Utamanya saat akhir pekan. “Minggu lalu, ada pemancing dapat ikan kakap putih berat 14 Kg,” gebu ibu 7 anak ini.

Namun ada kalanya ia menelan pil pahit lantaran sepi konsumen. Seperti saat musim angin selatan tiba yang berlangsung empat bulan lamanya. Karena pada periode tersebut, banyak pehobi mancing yang menahan hasrat ke laut karena tinggi ombak terkadang mencemaskan. Terlebih jika disertai angin kencang.

Di sisi lain, akibat kurangnya kehati-hatian penyewa saat menyandarkan perahu usai dipakai, membuat sejumlah unitnya rusak terkena bebatuan. Kondisi itu memaksanya untuk melakukan perbaikan tapi urung dilakukan karena biayanya yang konon cukup mahal. Walhasil kini hanya tersisa enam perahu yang ia gunakan untuk membiayai kebutuhan hidupnya beserta keluarga.

Sementara itu, salah seorang penyewa perahu Deki yang ditemui dalam kesempatan yang sama menyatakan kepuasannya menyewa perahu yang dikelola Atini dan memancing ikan laut di kawasan tersebut. “Karena di sini banyak ikannya dan selain itu juga dekat dengan rumah,” serunya. (*)

To Top