
KOTAKU, BALIKPAPAN-Di tengah meningkatnya volume sampah, terutama selama Ramadan, Ketua Komisi III DPRD Kota Balikpapan H Yusri, meyakini bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar masih memiliki kapasitas yang cukup untuk menampung sampah.
Dengan luas lahan sekitar 40 hektare dan baru memanfaatkan setengahnya, Yusri optimistis bahwa TPA Manggar masih bisa bertahan selama jumlah penduduk belum mencapai 2 juta jiwa.
“Penduduk Balikpapan masih fluktuatif karena banyak pendatang. Namun, selama penduduk belum mencapai 2 juta jiwa, kapasitas TPA Manggar masih mencukupi,” ujar Yusri.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan memperkirakan volume sampah meningkat dua kali lipat selama Ramadan, seiring meningkatnya konsumsi masyarakat.
Namun, Yusri menegaskan bahwa dengan pengelolaan yang baik, kapasitas TPA masih bisa dimaksimalkan.
Saat ini, sebagian lahan TPA juga dimanfaatkan untuk penghijauan agar keseimbangan ekosistem tetap terjaga. Langkah ini dianggap penting dalam menjaga keberlanjutan pengelolaan sampah jangka panjang.
Yusri mengapresiasi kesadaran masyarakat Balikpapan dalam memilah sampah sejak dari sumbernya. Menurutnya, pemilahan antara sampah organik dan anorganik dapat mengurangi jumlah sampah yang masuk TPA dan memperpanjang masa pakainya.
“Pemilahan sampah sejak dari rumah tangga sangat membantu memperpanjang usia pakai TPA dan mengurangi dampak lingkungan. Kesadaran masyarakat dalam hal ini menjadi sangat penting,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa pengurangan sampah plastik sekali pakai perlu menjadi perhatian utama. Menurutnya, mengganti plastik dengan produk ramah lingkungan bisa menjadi solusi jangka panjang yang berkelanjutan.
Melihat perkembangan teknologi, Yusri mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) untuk mulai menerapkan sistem pengelolaan sampah modern, seperti daur ulang untuk mengurangi limbah yang ditimbun.
Kemudian kompos yakni mengolah sampah organik menjadi pupuk yang bermanfaat serta pemanfaatan sampah sebagai sumber energi agar sampah tidak hanya menjadi limbah, tetapi juga memiliki nilai tambah bagi masyarakat.
“Pengelolaan sampah yang menghasilkan energi adalah langkah modern dan berkelanjutan yang perlu dipertimbangkan. Ini tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga memberi manfaat tambahan bagi masyarakat,” tambah Yusri.
DPRD Balikpapan optimistis bahwa dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, pengelolaan sampah di Kota Minyak, julukan Kota Balikpapan, dapat terus ditingkatkan.
“Jika semua bekerja sama untuk mengurangi dan mengelola sampah, dampak negatif terhadap lingkungan dapat ditekan. Ini akan membuat Balikpapan menjadi kota yang lebih hijau dan nyaman untuk ditinggali,” pungkasnya.
Dengan langkah konkret dalam pengelolaan sampah, Balikpapan berpeluang menjadi kota yang tidak hanya bersih, tetapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan. (*)
