
Proyek Bambu Besar akan menghasilkan gas (non asso) sebesar 3 MMSCFD. Saat ini proyek masih dalam proses EPC dan akan onstream pada kuartal III tahun 2020. Sementara Reaktivasi Platform-12 merupakan kegiatan perbaikan platform yang sempat miring yang terjadi tahun 2017, untuk menghasilkan produksi minyak sebesar 3 ribu barrel oil per day (BOPD). Diharapkan proyek dapat direalisasi akhir tahun 2020. Demikian juga dengan proyek kompresor Sembakung yang akan diselesaikan akhir tahun ini, dan menghasilkan gas sebanyak 2 MMSCFD.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menyambut gembira terobosan yang dilakukan jajarannya bersama Kontraktor KKS sehingga menghasilkan percepatan proyek di lapangan. “Di tengah wabah Covid-19, SKK Migas mampu mempercepat pelaksanaan penyelesaian tiga proyek. Ini menunjukkan peran SKK Migas semakin efektif dan mampu menjalankan fungsi dengan baik. Hal ini merupakan bagian dari proses keberhasilan transformasi SKK Migas,” terangnya.
Jika proyek hulu migas yang direncanakan dapat berjalan dengan baik, secara otomatis produksi dan lifting migas akan meningkat. “Tentu saja dampak berganda dengan tetap berlangsungnya proyek hulu migas akan mampu menggerakan perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja khususnya masyarakat sekitar proyek, sejalan dengan fokus pemerintah untuk dapat mendorong ekonomi bergerak di tengah wabah Covid-19,” ulasnya.
Namun lanjut dia, masih rendahnya harga minyak menjadi ujian nyata bagi upaya merealisasikan visi bersama Indonesia meraih kembali second golden era dengan memproduksi 1 juta BOPD tahun 2020. “Salah satu kunci penting yakni menjaga proyek dapat berjalan dengan baik sesuai jadwal dan keberhasilan mempercepat proyek tidak lepas dari keberhasilan implementasi 2 pilar transformasi SKK Migas yaitu Integrated Operation Center dan One Door Service Policy,” pungkasnya. (*)
