dprd balikpapan
Parlementaria

Anggota DPRD Balikpapan Nelly Turuallo Apresiasi Ibadah Bernuansa Budaya GPIB Bukit Benuas

KOTAKU, BALIKPAPAN-Sebagai bentuk nyata persatuan dalam keberagaman, GPIB Bukit Benuas Balikpapan kembali menghadirkan ibadah dengan nuansa budaya khas Nusantara.

Ya, selain ramah anak, GPIB Bukit Benuas juga dikenal sebagai gereja uamah budaya.

Seperti ibadah yang digelar Minggu (2/2/2025). Suasana gereja berubah total dengan sentuhan budaya Toraja yang kental. Mulai dari bahasa, musik, hingga busana yang dikenakan oleh jemaat dan para pelayan ibadah.

Dalam momen spesial ini, firman Tuhan dibacakan dalam bahasa Toraja, sementara lagu-lagu rohani dikemas dengan aransemen khas daerah tersebut. Ornamen dan dekorasi gereja pun dihiasi motif serta corak etnik Toraja, menciptakan atmosfer yang lebih medalam (Immersif) bagi jemaat yang hadir.

Salah seorang pelayan ibadah yang juga anggota DPRD Kota Balikpapan Nelly Turuallo SE ME, memberikan apresiasi tinggi terhadap kerja keras jemaat dalam mempersiapkan ibadah bernuansa salah satu etnis asal Sulawesi Selatan ini.

“Saya sangat mengapresiasi kerja keras jemaat Toraja di Bukit Benuas. Persiapan hanya sekitar satu minggu, tapi hasilnya luar biasa! Paduan suara tampil dengan sangat baik, semuanya benar-benar All Out,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa ibadah bernuansa budaya seperti ini bukan sekadar seremonial, tapi juga menjadi perekat persaudaraan di antara jemaat dari berbagai latar belakang.

“GPIB ini bukan gereja etnis tertentu, melainkan gereja nasionalis yang terbuka bagi semua suku. Sebelumnya sudah ada ibadah bernuansa Minahasa, Ambon, Dayak, dan Jawa. Selanjutnya, ibadah dengan budaya lain juga akan terus digelar untuk memperkuat solidaritas jemaat,” tambahnya.

Nelly Turuallo SE ME saat bertugas memberikan pelayanan di GPIB Bukit Benuas, Minggu (2/3/3035) (foto:kotaku.co.id/ist)

Bukan cuma jadi ajang ekspresi budaya, kegiatan ini juga dianggap sebagai simbol kuatnya toleransi dan kebersamaan di tengah keberagaman.

“Di mana ada damai dan persatuan, di situ Tuhan mengirim berkat-Nya. Kebersamaan seperti ini harus terus dijaga, baik dalam gereja maupun dalam kehidupan bermasyarakat di Balikpapan,” kata Nelly.

Yang menarik, saat akhir kegiatan, jemaat Toraja yang terlibat dalam ibadah ini secara spontan membentuk komunitas khusus sebagai wadah silaturahmi dan pengembangan budaya dalam gereja.

Menariknya lagi, secara aklamasi menunjuk Nelly Turuallo sebagai ketua komunitas tersebut.

Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi agenda rutin, tetapi juga inspirasi bagi gereja-gereja lain untuk mengedepankan nilai inklusif dan keberagaman di tengah masyarakat multietnis. (*)

To Top