
KOTAKU, BALIKPAPAN-Tidak berlebihan rasanya bila menyebut Balikpapan makin serius menghadapi masa depan! Kota Minyak, julukan Kota Balikpapan ini bukan cuma fokus untuk generasi muda dan produktif, tapi juga menyiapkan lingkungan yang nyaman buat para lanjut usia (Lansia).
Ya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Balikpapan sedang menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Kota Ramah Lansia
Raperda ini diinisiasi DPRD sebagai langkah strategis dalam menghadapi peningkatan jumlah penduduk Lansia di Balikpapan.
Kenapa ini penting? Karena jumlah Lansia di Balikpapan bakal meningkat drastis! Dalam Nota Penjelasan DPRD Balikpapan yang disampaikan dalaï Rapat Paripurna yang digelar di aula Gedung Parkir Klandasan, Selasa (11/2/2025), Wakil Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Balikpapan H Iwan Wahyudi, mengatakan tahun 2020 jumlah Lansia di Kota Balikpapan sebanyak 59 ribu jiwa.
Tapi tahun 2045 jumlahnya diprediksi bakal melonjak jadi 202 ribu jiwa! Artinya, pertumbuhannya mencapai 28,05 persen.
“Populasi Lansia Balikpapan juga menduduki peringkat ketiga terbanyak di Kalimantan Timur (Kaltim). Seiring dengan itu, usia harapan hidup juga naik, dari 74,41 tahun periode tahun 2019 menjajadi 75,87 tahun periode tahun 2024,” paparnya.
Iwan menekankan pentingnya kebijakan yang mendukung kesejahteraan Lansia, mengingat Kota Balikpapan saat ini sedang mengalami fase bonus demografi, yang ditandai dengan banyaknya penduduk usia produktif.
Namun, setelah fase ini berlalu, jumlah Lansia akan meningkat pesat, sehingga perlu adanya lingkungan yang mendukung, baik secara sosial, ekonomi, maupun fisik.
Karenanya penting untuk menjaga agar Lansia tetap sehat, aktif, dan produktif. Melalui Raperda ini, DPRD ingin memastikan kalau Kota Balikpapan punya kebijakan, layanan, dan infrastruktur yang mendukung Lansia.
Mulai dari fasilitas umum yang ramah Lansia, akses kesehatan yang lebih baik, hingga peluang ekonomi agar tetap bisa berkontribusi.
“Peningkatan jumlah Lansia membawa tantangan kompleks, meliputi kesehatan, ekonomi, hingga infrastruktur,” tambahnya.
Kalau semuanya berjalan sesuai rencana, Lansia di Balikpapan tidak perlu khawatir soal kenyamanan hidup saat masa tua. Karana Kota Balikpapan bakal lebih inklusif dan siap menghadapi perubahan demografi dengan strategi yang matang.
Dengan adanya Raperda Kota Ramah Lansia ini, harapannya Balikpapan bisa jadi contoh kota lain di Indonesia untuk menciptakan lingkungan yang lebih ramah dan suportif untuk semua generasi. (*)
