Ekbis

Bambang Haryo: Penurunan Harga Solar Selamatkan Ekonomi, Saatnya Pemerintah Melihat Multiplier Effect

Bambang Haryo Soekartono.

KOTAKU, BALIKPAPAN-Presiden RI Joko Widodo bisa mencegah terjadinya kelumpuhan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Salah satunya dengan menurunkan harga bahan bakar solar guna mendongkrak kinerja sektor industri, transportasi dan UMKM. Seperti yang dikemukakan Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jawa Timur, Bambang Haryo Soekartono. Menurutnya, harga solar, termasuk solar subsidi, seharusnya disesuaikan dengan harga minyak mentah dunia yang anjlok ke titik terendah sepanjang sejarah.

“Solar merupakan kebutuhan dasar bagi industri, transportasi dan UMKM. Kalau harganya sesuai dengan harga minyak dunia yang sangat murah saat ini pasti akan sangat membantu dunia usaha bertahan hidup, sehingga bisa mencegah PHK massal dan menggerakkan kembali ekonomi yang lumpuh,” katanya melalui siaran pers yang disampaikan Kamis (30/4/2020).

Saat ini, harga minyak mentah Brent untuk kontrak Juni berada sekitar 20 dolar Amerika Serikat (AS) per barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) 12 dolar AS per barel. Harga minyak WTI bahkan sempat di bawah 0 dollar AS per barel pada perdagangan pekan lalu.

Bambang Haryo berharap Presiden Jokowi menekan Pertamina agar transparan dan segera menurunkan harga solar. Langkah ini dinilai mendesak untuk menyelamatkan rakyat yang sedang kelaparan dan kehilangan pekerjaan akibat wabah Corona.

“Ini kesempatan bagi Presiden Jokowi untuk membuktikan benar-benar pro-rakyat. Jika harga solar turun sesuai harga sebenarnya, berarti Presiden telah berani menyikat kartel energi yang membuat harga BBM mahal,” kata anggota DPR RI periode 2014-2019 ini.

Menurut Bambang Haryo, harga solar di Indonesia sejak Februari 2020 masih dipatok sebesar Rp9.400 per liter untuk Bio Solar dan Rp9.500 untuk Dexlite.

Sebagai perbandingan, Malaysia yang merupakan negara produsen minyak seperti Indonesia menjual diesel atau solar hanya RM 1,43 atau Rp5.028 per liter. Bahkan di sejumlah negara produsen minyak lainnya, solar dijual di bawah Rp 2 ribu per liter.

Apabila harga solar turun paling tidak separuhnya, Bambang Haryo yakin dunia usaha di dalam negeri tidak akan kesulitan seperti sekarang. Sektor transportasi akan mampu bertahan karena biaya operasional turun drastis, beban industri termasuk tarif hotel dan restoran juga akan berkurang signifikan. “Daya beli masyarakat otomatis akan meningkat dan pada akhirnya ekonomi tumbuh,” paparnya.

Print Friendly, PDF & Email

Pages: 1 2 3

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top