“Ada aja, tapi harus ke kota sedangkan kami tinggalnya jauh sekali, di pinggiran,” ungkapnya. Tak banyak yang dibawa Ayu beserta anggota keluarganya selain pakaian.
Setali tiga uang, Muslimin warga Kecamatan Mamuju Kabupaten Mamuju juga memilih meninggalkan kampung halaman demi mengusir ketakutan. Utamanya sang mertua yang sudah lanjut usia. Rencananya ia akan tinggal sementara di rumah sanak keluarga di Bontang. “Ada keluarga langsung dari Bontang yang menjemput,” ujarnya.
Dia menceritakan, selama di kampung halaman, ancaman gempa nyaris setiap hari menghadang. “Bahkan Kamis lalu sebelum kami berangkat kemari masih ada gempa tapi tidak besar,” kenangnya. Tetap saja, kejadian itu menimbulkan trauma.
“Sampai-sampai dengar suara mobil saja kami takut. Terutama mertua saya, dengar suara truk, langsung ketakutan. Seperti ada gempa jadi kami putuskan sementara menetap dulu di Bontang dan kebetulan ada kapal,” ujar tenaga honorer ini.
Terlebih lagi, sejak tinggal di tenda pengungsian hingga ia meninggalkan lokasi Sabtu akhir pekan lalu tidak sekalipun dinas terkait menyatakan kondisi akan kembali aman. Karenanya pengungsi tidak diperkenankan meninggalkan tendam
Pria yang membawa serta istri, anak dan mertua ini menjelaskan, ia berangkat dari Mamuju, Sabtu 6 Februari 2021 sore lalu. Sebelum ke Balikpapan, kapal yang ditumpangi terlebih dahulu singgah di gugusan pulau yang terletak di tengah-tengah Selat Makassar yang memisahkan Pulau Sulawesi dan Kalimantan yakni Pulau Ambo, Pulau Popongan dan Pulau Salissingan.
Muslimin beserta istri pun mengaku tak tahu sampai kapan akan tinggal di Bontang. “Kantor pemerintahan tempat bekerja saja hancur, jadi biar tenang dulu di sini,” pungkasnya.
Perihal adanya sejumlah pengungsi yang melintas di wilayahnya dibenarkan Ketua RT 04 Kelurahan Baru Tengah Abdul Samad. “Memang ada tapi langsung melanjutkan ke rumah keluarganya masing-masing. Ada yang ke Bontang ada juga ke Berau,” jelasnya. Seluruh pengungsi pun menunjukkan surat pemeriksaan antibodi dengan hasil non reaktif serta menggunakan masker. (*)
