Metro

Berminat? Pengerjaan Pipa Transmisi dari Bendungan Semoi ke Balikpapan Bakal Ditawarkan ke Investor

KOTAKU, BALIKPAPAN-Suplai air dari Bendungan Semoi Sepaku di Penajam Paser Utara (PPU) menjadi salah satu harapan Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan untuk memenuhi pasokan air bersih bagi warga Kota Balikpapan.

Dari Bendungan Semoi Sepaku itu, Balikpapan akan mendapatkan suplai air sebanyak 500 liter per detik dari total kapasitas 2.500 liter per detik. Bendungan yang rencananya memasok air bersih untuk kawasan IKN itu rencananya akan rampung 2024 mendatang.

Terkait hal tersebut, Asisten 2 Sekretariat Daerah Kota Balikpapan Agus Budi Prasetyo mengatakan Pemkot telah berdiskusi dengan Kementerian Keuangan dan Bappenas. Dan diputuskan Balikpapan akan menerima jatah 500 liter per detik dari Bendungan Semoi Sepaku.

Namun yang menjadi hambatan adalah pengerjaan pipa transmisi yang diperkirakan menelan biaya mencapai Rp1,5 triliun.

“Yang menjadi hambatan adalah pipa transmisinya, karena (biaya) untuk pembangunan pipa transmisi ini mencapai Rp1,5 triliun,” kata Agus di Balai Kota Balikpapan, Rabu (15/2/2023).

Karena biaya yang dibutuhkan untuk pemasangan pipa transmisi cukup besar, maka Kementerian Keuangan dan Bappenas menyarankan skema Kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Upaya ini diambil agar tidak membebani APBN atau APBD lantaran nominal biaya yang cukup besar.

“Kalau menggunakan KPBU berarti nanti yang melaksanakannya adalah investor. Kemudian untuk membayarnya menggunakan biaya layanan,” ujarnya.

Ada dua opsi kerja sama dengan investor, yakni berupa pasokan air bersih atau air baku.

“Jika yang diterima nanti air bersih maka badan usaha yang mengolah air tersebut dan dijual lewat PDAM. Kemudian berlakulah tarif kepada masyarakat. Cuma untuk besaran tarifnya belum tahu.

Kemudian, syarat dari Kementerian Keuangan, air yang dijual adalah air layak minum. Itu yang menjadi masalah karena nanti tarifnya tentu akan semakin tinggi,” jelas pria yang saat ini juga Plt Direktur Utama Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) atau PDAM.

Hal ini tentunya juga harus disosialisasikan dan disampaikan kepada DPRD Balikpapan untuk mendapat dukungan.

“Sebenarnya bagus, kalau bentuknya nanti berupa air minum karena kualitasnya tentunya akan lebih baik lagi,” ujarnya.

Kendati demikian, upaya ini harus pula dibarengi dengan perbaikan jaringan PDAM, karena air yang akan didistribusikan berupa air layak minum.

“Jangan sampai jaringan PDAM baru tapi airnya tidak bersih, masih ada kotor-kotornya,” ujarnya.

Sedangkan bila kerja sama dalam bentuk pasokan air baku maka PDAM harus membangun sistem air minum sendiri untuk mendukung rencana tersebut.

“Hasil pertemuan kemarin, akan kami sampaikan kepada Wali Kota. Kalau setuju pola KPBU, akan kami lanjutkan ke kementerian,” pungkasnya. (*)

To Top