




KOTAKU, BALIKPAPAN-Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Balikpapan menggelar bincang santai, silaturahmi dengan awak media di Buds Cafe, Jalan Mayor Pol Zainal Arifin, Kamis (2/5/2024).
Kegiatan ini dihadiri Kepala KPw BI Balikpapan Robi Ariadi, bersama jajarannya. Antara lain, Deputi Kepala Perwakilan BI Balikpapan Mahdi Abdillah, Deputi Kepala Perwakilan BI Balikpapan Ratna Wardaningsih.

Robi Ariadi mengatakan, kegiatan ini bertujuan memperkuat hubungan antara BI dan media, serta menyampaikan informasi terkini terkait perkembangan inflasi, realisasi penukaran uang kartal selama Ramadan dan Idulfitri (Rafi), serta perkembangan pemanfaaatan QRIS di Kota Balikpapan.
Dijelaskan, ada beberapa faktor yang memengaruhi inflasi serta langkah-langkah yang telah diambil BI untuk mengendalikan inflasi, agar tetap berada dalam batas stabil dan sesuai target yang ditetapkan.
“Hari ini (bersamaan) BPS (Badan Pusat Statistik) merilis inflasi terbaru.
Beras masih menjadi penyumbang inflasi April. Untuk Balikpapan, terjadi inflasi Year on Year, sebesar 3,06 persen,” ujarnya, saat memberi sambutan.
Disebutkan, inflasi di Kota Beriman masih dipengaruhi kenaikan harga beberapa komoditas yang termasuk dalam 10 indeks kelompok pengeluaran. Pertama, makanan, minuman dan tembakau. Pengaruhnya mencapai 6,52 persen.
“Ada tomat, jagung manis, bawang merah dan bawang putih. Di luar komoditas beras yang selalu menjadi penyumbang inflasi,” urainya.
Selain itu, transportasi 3,9 persen, kesehatan 2,25 persen, perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,67 persen.
“Secara umum inflasi di Kota Balikpapan masih bisa kami jaga,” katanya.

Robi Ariadi juga menerangkan, pemanfaatan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). BI mencatat jumlah merchant atau pelaku usaha mencapai 29,6 juta yang didominasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Sementara itu, peredaran uang kartal selama Ramadan dan Idulfitri di Kota Balikpapan mencapai sekitar Rp1,9 triliun atau lebih tinggi dari proyeksi BI Balikpapan, yakni sekitar Rp1,8 triliun.
“Peredaran uang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Balikpapan mengalami kenaikan sekitar 17 persen dari tahun lalu,” ungkapnya.
Menurutnya, peningkatan itu dipengaruhi pertumbuhan jumlah penduduk sebagai dampak dari pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Info dari Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan, banyak pendatang yang masuk ke Balikpapan. Artinya memengaruhi peningkatan jumlah pembelian atau daya konsumsi untuk berbelanja,” imbuhnya. (*)
