
Ya, duet kepemimpinan politisi-birokrasi konon mampu menjembatani tidak hanya urusan internal melainkan juga eksternal di pemerintahan. “Sesama politisi sama-sama punya kepentingan sedangkan politisi dengan birokrat tidak mungkin karena cara pandang orang birokrasi salah satunya mengenai aturan, tidak bisa bertentangan dengan aturan. Birokrat manapun tidak berani melanggar itu,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, sejatinya, birokrasi penuh dengan aturan yang membatasi. “Artinya ketika mau mengambil satu kebijakan, harus dilihat dulu aturannya, membenarkan atau tidak sehingga suatu pengelola di pemerintahan itu tidak lepas dari aturan yang ada dan beliau perlu itu. Seperti halnya, jika ada banjir seorang pengusaha dengan mudah mengeluarkan uang untuk memperbaiki, akan tetapi dalam birokrasi harus ada aturan,” serunya.
Madram Muhyar memastikan punya pengalaman dalam birokrasi. Dan mengklaim punya pemikiran yang sama untuk memperbaiki Kota Balikpapan menjadi lebih baik. “Saya punya background itu, karena saya pemikir dan berkecimpung di organisasi dan birokrasi. Artinya dari disiplin ilmu ada dan disiplin organisasi ada, karena birokrasi itu adalah sebuah organisasi, tempat orang berkumpul untuk mencapai suatu tujuan. Jika tidak dikelola dengan baik maka organisasi itu tidak akan berhasil, (jadi) tujuan yang dicapainya perlu dikawal seperti itu,” gebunya. (*)
