“Ini biasanya faktor kelalaian. Aktivitas dapur itu kan biasanya meningkat masa begini. Itu (harus) dijaga,” ungkapnya.
Kemudian yang kedua yakni cuaca ekstrem. Mengingat letak geografis Kota Balikpapan berupa perbukitan, dataran serta pesisir maka rawan terjadi banjir dan tanah longsor.
“Kemudian di pesisir juga banyak terjadi bencana seperti tenggelam, gelombang pasang dan lainnya,” sebutnya.
Yang perlu diwaspadai lainnya yakni kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Kendati demikian, Karhutla di Kota Balikpapan dalam beberapa tahun terakhir ini masih kategori aman.
Dalam kesempatan itu, Pelaksana Tugas (Plt) BPBD Balikpapan Usman Ali menambahkan untuk kesiapsiagaan, sebanyak 305 personel dan 20 unit armada berbagai jenis, disiagakan.
Sementara itu, untuk posko tetap UPT masing-masing. “Mereka bekerja sesuai arahan pada H-7 dan H+7 (Idulfitri),” tambahnya.
Tak hanya siaga di posko, armada BPBD juga akan melakukan patroli di wilayahnya masing-masing.
“Patroli wilayah ini sudah terjadwal. Dalam pelaksanaannya juga akan berlanjut meskipun sudah lewat Idulfitri, untuk antisipasi kebencanaan,” jelasnya.
Adapun untuk wilayah yang menjadi atensi yakni kawasan pemukiman padat penduduk. “Karena yang kerap terjadi itu adalah kebakaran,” pungkasnya. (*)
