Metro

BPBD Balikpapan Wacanakan Peremajaan Unit Damkar

petugas pemadam kebakaran saat menanggulangi kebakaran di kawasan RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) beberapa waktu lalu (foto:kotaku.co.id/januar)

KOTAKU, BALIKPAPAN-Seiring perkembangan Kota Balikpapan yang semakin pesat, disertai pembangunan gedung-gedung tinggi yang menjulang mulai dan populasi penduduk juga kian pesat.

Belum lagi dengan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dari DKI Jakarta menuju Penajam Paser Utara (PPU) dan sebagian wilayah lainnya di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) yang notabene tetangga Kota Balikpapan.

Maka penting bagi Kota Balikpapan yang berjarak cukup dekat dengan IKN, untuk meningkatkan fasilitas dan sarana publik.

Termasuk pelayanannya. Itu untuk menambah kenyamanan masyarakat.

Itu juga yang melatarbelakangi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan untuk melakukan peningkatan kapasitas.

Ya, BPBD Balikpapan berencana melakukan peremajaan unit armada pemadam kebakaran.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Balikpapan Usman Ali mengatakan rata-rata unit armada pemadam kebakaran sudah berumur.

“Kondisi unit saat ini rata-rata sudah 20 tahunan,” katanya dijumpai di kantornya, Senin (10/10/2023).

Secara akurasi dia menyebut, rerata, pengadaan unit armada pemadam kebakaran tahun 2003. Sehingga dianggap laik untuk melakukan peremajaan.

“Mengenai peremajaan unit Damkar (Pemadam Kebakaran, Red) saya mencoba mengusulkan dengan DPRD Kota agar jadi suatu pertimbangan,” ungkapnya.

Di samping itu, ia juga butuh penambahan personel di lapangan mengingat pertumbuhan penduduk juga yang semakin pesat.

“Jika hitungan kasarnya kami masih perlu tambahan 60 orang personel, dan dua pos pembantu,” sebutnya.

Saat ini, kata Usman ada enam pos ditambah dengan dua pos pembantu. Idealnya, diperlukan dua pos tambahan yang ditempatkan di pintu tol Km 13

“Di sana daerah perindustrian maka butuh penambahan pos, kemudian tambahan lagi pos di kawasan Gunung Tembak,” akunya.

Tak hanya untuk unit dan personel, Usman juga mengusulkan pengadaan hydrant kering untuk tiap gang pemukiman padat penduduk yang merupakan salah satu bagian dari program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).

Kalau pun sejumlah pemukiman terdapat hydrant, beberapa di antaranya tidak optimal.

Dia mencotohkan, peristiwa kebakaran di Jalan MT Haryono lalu, tak jauh dari titik api terdapat hydrant namun tak berfungsi dengan baik sehingga armada BPBD terpaksa bolak-balik mengisi di tempat lain.

“Ini harus dilakukan perawatan, sistem kerja Hydrant itu untuk menyalurkan air bertekanan dari mobil unit pemadam kebakaran di tepi jalan, menuju hydrant di tengah pemukiman,” terangnya.

Jika kebutuhan hydrant terpenuhi dan berfungsi dengan baik, maka memudahkan untuk menjangkau titik api saat medan sulit. Seperti gang sempit.

“Cukup masukkan selang ke pangkal hydrant,” pungkasnya. (*)

To Top