Metro Advertorial

Cara DLH Balikpapan Peringati HPSN 2025

Kepala DLH Balikpapan Sudirman Djayaleksana (kiri) saat memimpin aksi bersih-bersih edişi HPSN 2025 (foto:kotaku.co.id/ist)

KOTAKU, BALIKPAPAN-Tata lingkungan kota secara berkelanjutan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pengelolaan sampah yang lebih baik, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan gelar aksi bersih-bersih sampah di kawasan Mangrove Kelurahan Margo Mulyo, Kecamatan Balikpapan Barat, Kamis (27/2/2025).

Aksi ini sekalgus menandai peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 yang diperingati trap 21 Februari. Adapun HPSN 2025 bertepatan dengan 20 tahun tragedi runtuhnya TPA Leuwigajah, Cimahi yang memakan korban dan menjadi titik balik pengelolaan sampah di Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala DLH Balikpapan Sudirman Djayaleksana, menyampaikan akan fokus dengan pengelolaan sampah di setiap pemukiman, termasuk di kawasan pesisir dan hutan mangrove.

“Dalam rangka peringatan HPSN, seluruh Indonesia secara serentak menggelar kegiatan bersih sampah. Di Balikpapan, kami berupaya menugaskan petugas khusus untuk mengelola sampah di area pesisir dan mangrove,” ujar Sudirman di sela-sela kegiatan.

Menurutnya, untuk kawasan pesisir, Balikpapan telah menempatkan 80 petugas yang tersebar untuk 10 kelurahan serta 20 petugas di Kampung Atas Air.

Di sisi lain, kawasan mangrove Kelurahan Margo Mulyo dikelola oleh dua petugas yang dibantu satu pengawas, dengan peralatan seperti dua unit excavator mini yang digunakan untuk mengambil sampah yang menempel di area tersebut.

“Pengumpulan sampah di pesisir bisa mencapai rata-rata 66 ton per hari, sedangkan di kawasan mangrove jumlahnya berkisar antara 6 hingga 9 ton, tergantung kondisi pasang surut air,” tambahnya.

Secara akurasi Sudirman menjelaskan, bahwa kondisi pengumpulan sampah dipengaruhi oleh siklus pasang surut air. “Saat air pasang, sampah terbawa dari laut dan saat surut, sampah tertinggal. Faktor ini menjadi tantangan tersendiri dalam pengelolaan sampah di area pesisir Balikpapan,” jelasnya.

Dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan, DLH Balikpapan telah menginstruksikan petugas untuk melakukan penanaman kembali (Replanting) di area yang terkena dampak kerusakan akibat aktivitas industri yang berbatasan dengan mangrove.

Lanjut dia mengungkapkan bahwa, walaupun laporan kerusakan dari masyarakat masih terbatas, DLH siap mengambil langkah lebih lanjut jika terdapat tindakan merusak lingkungan secara sengaja.

Lebih jauh, Sudirman menyampaikan bahwa program ini tidak hanya sebatas aksi bersih sampah, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

“Kami mengajak masyarakat untuk aktif memilah sampah domestik, misalnya mengolah sampah organik menjadi kompos, atau menjual sampah plastik kepada pengepul,” ujarnya.

Melalui sinergi antara petugas, aparat, dan masyarakat, DLH Balikpapan berharap bahwa upaya pengelolaan sampah di kawasan Mangrove Margo Mulyo dapat menjadi contoh bagi pengelolaan lingkungan di seluruh Kota Balikpapan.

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan pengelolaan sampah demi terciptanya lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman bagi warga Balikpapan,” pungkas Sudirman.

Dan tidak kalah penting, dengan adanya kolaborasi semua pihak, diharapkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan semakin meningkat. (*)

To Top