
KOTAKU, BALIKPAPAN-Gubernur Kaltim H Isran Noor mengeluhkan dengan peningkatan kasus Covid 19 di Kaltim dalam satu minggu terakhir ini. Khususnya, Balikpapan penyumbang terbanyak kasus terkonfirmasi positif Covid 19 di Kaltim.
Ia pun melarang pembelajaran tatap muka (PTM). Walaupun daerah masuk zona hijau. Mengingat, kasus anak yang terpapar Covid 19 semakin meningkat.
“Tidak bisa. Jangan. Silahkan saja kalau ada wali kota, bupati yang mau melaksanakan walaupun zona hijau. Kalau saya nggak boleh. Saya nggak ikut bertanggung jawab,” jelasnya usai memberikan penghargaan Kalpataru, Adiwiyata dan Proper di Hotel Novotel Balikpapan, Selasa (29/6/2021).
Menurutnya, pelaksanaan PTM dengan berbagai cara di antaranya dengan pembatasan jam belajar termasuk peserta didik dibatasi tetap saja tidak bisa mengontrol anak didik. Pasalnya, kasus anak yang banyak terpapar berusia 1-16 tahun itu sudah banyak.
“Kan itu anak sekolah semua. Sekarang pilihannya apa, mau ambil risiko atau melaksanakan belajar tatap muka,” jelasnya.
Isran terus mengingatkan kepada semua masyarakat untuk tetap taat, patuh dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan. “Tanpa bersama-sama menjaga dan mengingatkan lingkungan, maka penyebaran terkonfirmasi positif ini tidak akan berhasil,” ulasnya.
Gubernur Kaltim mengatakan peningkatan kasus Covid 19 di Kaltim bersumber dari mudik Lebaran. Apalagi Balikpapan ini pusat kegiatan, bukan saja yang bekerja di Balikpapan maupun kabupaten kota lainnya. “Saya sama pak wali ini kurang happy, memikirkan bagaimana kesehatan masyarakat seminggu terakhir ini,” tuturnya.
Semisal kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan dengan memperketat pintu masuk Balikpapan melalui Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan dan Pelabuhan Semayang dengan melakukan pemeriksaan rapid test antigen secara acak dan ternyata ditemukan penumpang terkonfirmasi positif.
“Apakah ini hasil test yang salah, (terutama) asal tempat terbangnya atau hasil test yang di sini yang salah. Mungkin bisa salah dua-duanya,” terangnya.
Ia pun mengaku, telah mengambil kebijakan. Salah satunya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro sebagai kebijakan pemerintah, untuk menekan angka Covid 19 di Kaltim.
Sebenarnya, PPKM mikro ini efektif sehingga masuknya pendatang ke Kaltim melakukan isolasi terlebih dahulu. “Saya lihat masyarakat Kaltim itu taat semua, walaupun maskernya dipasang di bawah dagu dan di atas kepala,” ungkapnya.
Hingga saat ini, Gubernur Kaltim belum berencana untuk membentuk rumah sakit khusus Covid, walaupun saat ini tempat tidur rumah sakit di Balikpapan maupun Samarinda penuh.(*)
