Metro

Cegah Disintegrasi Bangsa, Hasanuddin Mas’ud Sosialisasi Wawasan Kebangsaan untuk Warga Sungai Ampal Balikpapan

Suasana Soswasbanh H Hasanuddin Mas’ud bersama warga Sungai Ampal Balikpapan (kotaku.co.id/ryan)

KOTAKU, BALIKPAPAN-Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) H Hasanuddin Mas’ud menggelar Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Soswasbang), di hadapan warga Sungai Ampal Balikpapan, Sabtu (24/2/2024).

Soswasbang ini dipusatkan di kantor Rahmad Mas’ud Center (RMC), Jalan Sungai Ampal, Nomor 16, RT 43, Sumber Rejo, Balikpapan.

Kegiatan ini mendapat animo positif dari warga yang hadir.

H Hasanuddin Mas’ud atau populer disapa Hamas, menyampaikan empat konsensus kebangsaan yang terdiri dari Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara.

Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 sebagai konstitusi negara, kemudian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara.

“Kemudian, Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara,” ujar Hamas, didampingi Ketua Majelis Pemuda Indonesia (KMPI) Kota Balikpapan Andi Achmad Mutawalli, saat memberi sambutan.

Dijelaskan, Sosialisasi Wawasan Kebangsaan menjadi tanggung jawab para anggota DPRD Kaltim, untuk meningkatkan pemahaman pentingnya empat konsensus kebangsaan bagi masyarakat.

“Jadi empat itulah yang menjadi tiang berdirinya suatu negara. Tujuan bernegara, disebutkan dalam pembukaan UUD 1945 yakni melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia.

Jadi bukan hanya di Jawa, Sumatera atau Sulawesi dan Kalimantan, tapi menggenapi seluruh bangsa,” urainya.

Tujuan bernegara lainnya, Hamas melanjutkan, yakni untuk memberikan kesejahteraan kepada semua masyarakat Indonesia.

“Artinya dipenuhi semua kebutuhannya. Baik sandang, pangan maupun kebutuhan dasar. Yang ketiga, mencerdaskan kehidupan bangsa,” ulasnya.

Dengan demikian, maka pemerintah menyediakan 20 persen dari nilai APBN untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan bangsa.

“Kalau sudah terpenuhi semua kebutuhan di negeri ini, maka barulah Indonesia ikut dalam menjaga ketertiban dunia sesuai amanat undang-undang,” katanya.

Namun demikian, Hamas menilai selama ini ada banyak tantangan. Mulai dari ketimpangan gini ratio atau kesenjangan sosial akibat kemiskinan.

“Ada wilayah yang sangat kaya dan ada wilayah yang sangat miskin. Ini bisa menyebabkan disintegrasi bangsa atau pemisahan. Ini adalah salah satu akibat kurangnya rasa kebangsaan,” ungkapnya.

Selain itu, ada tantangan lain seperti munculnya separatisme, terorisme dan radikalisme.

Hal-hal itu, merupakan fenomena yang dapat menyebabkan disintegrasi bangsa.

“Terakhir yang paling mengkhawatirkan berupa penyalahgunaan Narkotika. Ini menjadi penghambat perkembangan suatu bangsa,” imbuhnya. (*)

To Top