KOTAKU, BALIKPAPAN-Crue 21 angkat piala dalam laga mini soccer yang digelar sebulan penuh bertajuk Harumkan Wali Kota Cup 2024 yang digelar di Lapangan Foni, Balikpapan, Sabtu (28/9/2024) malam. Laga ini memperebutkan hadiah senilai total Rp120 juta.
Ya, Sabtu malam merupakan laga final mempertemukan Crue 21 melawan AJP.
Adapun kemenangan diraih Crue 21 setelah menaklukkan AJP dengan skor 3-1 lewat adu penalti.
Laga pun berlangsung sengit. Sejak babak pertama pertandingan, kedua tim menunjukkan kemampuan terbaik.
Hingga peluit tanda akhir babak pertama ditiup, skor tetap imbang 0-0. Memasuki babak kedua, tensi permainan meningkat dan para pemain kian agresif.
Awal babak kedua, pemain Crue 21 nomor punggung 10 yakni Angga, mendapat kartu kuning, diikuti Siswanto dari AJP. Situasi semakin memanas ketika Ulil melakukan pelanggaran terhadap Siswanto yang kemudian berbuah kartu kuning.
Pelanggaran terus terjadi, termasuk dorongan Richard terhadap Angga yang menghasilkan tendangan bebas bagi Crue 21. Sementara itu, Malik dari AJP juga mendapat kartu kuning. Meski pertandingan berlangsung dengan intensitas tinggi, Crue 21 mulai mendominasi dengan serangan ke gawang AJP.
Saat adu tendangan penalti dimulai, Irvan pemain AJP menjadi eksekutor pertama. Sayangnya, tendangannya meleset ke sisi kanan gawang. Crue 21 mengambil kesempatan ini dengan baik, Bejo Sugiantoro, pemain nomor punggung 6, berhasil membobol gawang AJP.
AJP tak tinggal diam. Ridho mencoba peruntungan dengan tendangan berikutnya, namun kiper Crue 21 berhasil mempertahankan keunggulan timnya. Serangan Crue 21 berlanjut, kali ini melalui tendangan Abel, nomor punggung 8, yang kembali merobek pertahanan AJP.
Meski AJP sempat membalas melalui tendangan Satriadi yang memperkecil ketinggalan menjadi 2-1, Crue 21 tetap unggul. Riski, pemain Crue 21 nomor punggung 4, memastikan kemenangan timnya dengan gol yang menambah skor menjadi 3-1. Tendangan terakhir AJP yang dieksekusi Fayed bernomor punggung 17 gagal menembus pertahanan Crue 21, memastikan kemenangan mutlak bagi Crue 21.
Ketua Panitia Alwi Al Qadri, mengapresiasi pertandingan yang berjalan dengan sportif dan lancar. “Alhamdulillah, pertandingan berlangsung menarik dan sengit. Semua penonton dan pemain sangat suportif, tidak ada keributan.
Ini yang kami harapkan untuk menjaga semangat silaturahmi dan menjaring bibit-bibit pesepak bola lokal,” ucap Alwi.
Disebutkan kompetisi ini diikuti oleh 32 klub dari seluruh Balikpapan. “Kami berharap kompetisi ini bisa menjadi ajang rutin untuk menjaring talenta lokal. Saat ini, Balikpapan memiliki tiga klub besar di Liga 3, yakni Persiba, Persiba FC, dan Balikpapan United.
Semoga dengan adanya kompetisi seperti ini, bisa melihat lebih banyak pemain lokal seperti dari Crue 21, AJP, dan klub lainnya (bisa)tampil dalam liga tersebut,” tambahnya.
Alwi juga mengungkapkan kerinduan akan masa-masa Balikpapan yang dulu dikenal sebagai penghasil pemain top di Indonesia, seperti Bima Sakti dan Ponaryo Astaman.
“Dengan kompetisi seperti ini, semoga bisa kembali melahirkan pemain yang tidak hanya mengharumkan nama Balikpapan, tapi juga Indonesia,” harapnya.
Sementara itu, Manajer Crue 21 Luis Depaero, merasa bangga atas pencapaian timnya. “Ini adalah kali ketiga Crue 21 tampil final.
Sebelumnya, kami meraih juara pertama kompetisi U-17 di Lanud dan juara kedua kompetisi tahun lalu di lapangan Foni. Alhamdulillah, kali ini kami berhasil juara lagi,” ujarnya.
Luis menjelaskan bahwa babak pertama, pertandingan memang berlangsung imbang. Namun, babak kedua, para pemain Crue 21 lebih banyak melakukan serangan karena bermain dengan penuh semangat. “Permainan sangat sengit, kedua tim sama-sama kuat. Tapi pemain Crue 21 bermain dengan hati, dan itu membuat mereka tangguh di lapangan,” kata Luis.
Luis pun berharap para pemain Crue 21 dapat dilirik oleh klub-klub besar, khususnya untuk bergabung dengan Persiba FC dan berkompetisi dalam Liga 3.
“Kami sangat siap jika ada tawaran untuk bergabung di Liga 3. Tim kami sudah terbukti sering menjuarai berbagai kompetisi, baik di Balikpapan maupun di luar daerah seperti Surabaya,” tutup Luis. (*)