
KOTAKU, BALIKPAPAN-Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan memberikan penghargaan kepada Dandim 0905/Balikpapan Kolonel Arm I Gusti Agung Putu Sujarnawa sebagai penggerak pendonor plasma konvalesen. Penghargaan diberikan saat peringatan HUTi ke 124 Kota Balikpapan di Balai Kota, Rabu (10/2/2021).
“Terima kasih banyak kepada Pemkot Balikpapan atas penghargaan yang diberikan, tetapi sebenarnya itu bukan tujuan kami,” ucapnya kepada Kotaku.co.id ditemui usai peringatan HUT.
Ya, Wakil Satgas Covid 19 Kota Balikpapan ini memang memberikan perhatian khusus menggerakkan penyintas Covid 19, agar dapat menjadi pendonor darah konvalesen.
“Saya dari awal selalu berdiskusi dengan seluruh instansi terkait seperti rumah sakit atau segala macam, karena memang donor darah konvalesen ini sangat dibutuhkan,” tegasnya.
Kenyataannya di Balikpapan, angka terkonfirmasi positif Covid 19 saat ini masih tinggi. Diikuti dengan tingkat keterisian rumah sakit yang semakin padat. Namun, plasma konvalesen saat ini juga kosong. “Saya ingin terus menggerakkan untuk mengajak para penyintas Covid 19 ini agar betul-betul mempunyai kesadaran untuk mendonorkan plasmanya,” serunya.
Dalam hal ini, Kodim 0905/Balikpapan sudah dua kali menyelenggarakan donor plasma konvalesen. Berdasarkan evaluasi dua kali penyelenggaraan plasma konveselen tersebut, ternyata donor plasma konvalesen pasien Covid 19 yang dirawat di rumah sakit itu plasma Konveselen lebih bagus atau kuat, dibandingkan dengan pasien Covid 19 yang berasal dari orang tanpa gejala (OTG) atau yang tidak dirawat di rumah sakit.
Bukan berarti penyintas yang berasal dari pasien yang tidak dirawat tidak berfungsi, namun donor plasma tersebut lebih banyak menjadi donor biasa dibandingkan menjadi plasma.
“Saya akan gerakkan penyintas Covid 19, apalagi mulai bulan Desember 2020 angka terkonfirmasi positif tinggi, bagaimana kami bisa menggerakkan,” urainya.
Sementara ini beberapa kali masyarakat menanyakan tentang plasma konvaselen dan pada saat di konfirmasikan ke PMI dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) ternyata stok kosong. “Ini harus saya gerakkan supaya tidak kosong dan supaya ada kesiapan dari PMI dan RSKD,” terangnya.
Sejauh ini, Tim Babinsa secara persuasif telah mendekati keluarga yang pernah terkonfirmasi Covid 19 agar tergugah untuk mendonorkan plasma, sehingga dapat membantu pasien Covid 19 yang membutuhkan, namun pada saat penyelenggaraan kegiatan,, Babinsa belum mengetahui kriteria donor plasma yang bagus atau kuat.
“Saya akan merumuskan kembali dengan Babinsa, metodenya akan saya ubah, apakah nanti akan buat group penyintas atau semacam posko, sehingga bisa digerakkan langsung ke PMI atau RSKD tidak harus lewat Kodim. Saya akan cari data para penyintas ini. Mudah-mudahan mereka mempunyai kesadaran karena yang masih dirawat sangat membutuhkan plasma itu,” ungkapnya.
Sebenarnya, penyintas Covid 19 itu adalah pahlawan bukan orang yang harus dikucilkan. Walaupun saat ini, orang yang pernah positif Covid-19 merasa malu untuk tampik dimuka umum padahal justru dialah yang dibutuhkan saat ini.

“Bagaimana penyintas Covid 19 muncul kesadaran, tidak harus digerakkan untuk datang ke PMI atau RSKD agar dapat donor plasma. Permasalahan Covid 19 dapat diatasi dengan cara terus bersinergi, peduli berkerja sama dengan seluruh elemen masyarakat,” harapnya.
Meskipun dalam waktu dekat ini, Kolonel Arm I Gusti Agung Putu Sujarnawa akan melanjutkan sekolah tidak memutuskan program yang telah dicanangkan, akan tetap dilanjutkan. “Selama ini juga saya hanya memotivasi, menginpirasi saja yang bekerja juga staf saya. Staf saya sudah mengetahui langkah-langkahnya,” tukasnya.(*)
