
KOTAKU, BALIKPAPAN-Bayam Brazil belum banyak dibudidayakan di Indonesia, sehingga mungkin masih terdengar asing di telinga.
Bayam ini memiliki beberapa perbedaan dengan bayam hijau pada umumnya, mulai dari ciri-ciri dan manfaatnya.
Dikutip dari berbagai sumber, bayam Brazil termasuk spesies Alternanthera sissoo yang masih berada dalam keluarga Amaranthaceae. Secara fisik, daun bayam ini lebih tebal dibandingkan dengan bayam hijau biasa (Amaranthus hybrida).
Bayam inilah yang dipamerkan oleh Indah selaku Ketua Kader Clean Grean and Healthy (CGH) RT 27 binaan dari Kelurahan Prapatan, Kecamatan Balikpapan Kota.
Bayam Brazil dipamerkan kepada tim juri CGH yang diusung oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
“Ini (bayam Brazil) adalah program unggulan kami yang dikelola oleh warga untuk menambah penghasilan,” katanya di sela penilaian oleh tim CGH Balikpapan di kawasannya, Rabu (8/11/2023).
Lanjut dia menerangkan, bayam ini nantinya diolah menjadi makanan mulai dari botox, bakwan, rempeyek, kudapan berbentuk stik, dan lainya.
Kemudian hasil olahan itu dititipkan di warung-warung warga.
“Mengingat bahan dasarnya dari bayam Brazil maka untuk namanya kayastik jadi Stikizil, rempeyek jadi remzil, bakwan jadi bazil,” jelasnya.
Kata dia, tanaman tersebut sudah sejak lama menjadi favorit warga RT 27, sehingga saat dipilih untuk mewakilkan dalam berbagai perlombaan pihaknya tinggal menata ulang agar menjadi lebih rapi.
“Untuk lomba CGH kami siapkan tiga bulan, kami dapat bimbingan dari kelurahan,” ujarnya.
Selain memiliki pemanfaatan yang baik terhadap tanamanya, RT ini juga memiliki tempat pengolahan sampah.
“Untuk sampah kami pilah, ada yang jadi kompos kemudian ada yang masuk di bank sampah serta ada yang didaur ulang untuk beragam kerajinan,” tuturnya.
Maka, tidak heran jika prestasi CGH pernah diraih oleh RT 27 Kelurahan Prapatan untuk tingkat kecamatan dan menjadi andalan untuk melejit hingga tingkat Kota.
Dalam kesempatan itu, Kepala Seksi (Kasi) Ketentraman dan Ketertiban (Trantib) dan Lingkungan Hidup Kelurahan Prapatan Yuliansyah mewakili Lurah Prapatan mengatakan kepercayaan yang diberikan kelurahan untuk RT 27 diharapkan bisa menjadi pemantik untuk RT-RT lainya di kawasan Prapatan.
“Dengan adanya kegiatan CGH ini khususnya di RT 27 kami harap semua kegiatan terutama yang berkaitan dengan lingkungan masalah pengurangan sampah maupun pengelolaan sampah bisa menjadi perhatian khususnya RT 27 dan juga bisa menularkan ke RT-RT sekitar,” imbuhnya.
CGH merupakan program tahunan DLH Kota Balikpapan yang bertujuan sebagai pemantik, dan gerakan oleh masyarakat dalam membangun sebuah budaya, sebagai upaya bersama untuk pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup.
Selain itu, CGH juga merupakan salah satu bentuk apresiasi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan terhadap wilayah yang memiliki komitmen untuk pelestarian lingkungan.
Sehingga partisipasi masyarakat dalam pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup menjadi sebuah budaya dan merupakan kesadaran pribadi dan bersama.
Beragam penghargaan seperti Adipura, Adiwiyata, serta Kalpataru yang kerap diperoleh membuktikan bahwa budaya bersih dan wawasan lingkungan telah menjadi bagian dan ciri dari masyarakat Balikpapan.
Gerakan CGHbyang diluncurkan oleh Pemkot Balikpapan sejak awal tahun 2000-an mendapat sambutan baik dari masyarakat dan terus bergulir hingga sekarang, baik melalui program pemerintah maupun kegiatan inisiatif masyarakat. (*)
