
KOTAKU, BALIKPAPAN-Banyak cara dilakukan untuk meningkatkan daya saing. Utamanya bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM).
Itu juga yang terus dilakukan pemerintah. Dalam rangka meningkatkan kemampuan, tak jarang digelar berbagai pelatihan kapasitas.
Menyertakan dalam berbagai kegiatan pameran bergensi untuk menembus pasar lebih luas dan aktifkan memberikan panggung untuk mempromosikan produk UMKM
Itu juga yang dicanangkan Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Dinas Perdagangan (Disdag).
Ya, Disdag Balikpapan akan mengajak sejumlah pelaku UMKM untuk meraih pasar internasional dengan mengikuti pameran internasional dibarengi dengan Business Matching bertajuk Trade Expo Indonesia (TEI).
“Rencananya kami akan membawa pelaku UMKM untuk mengikuti TEI tahun 2024,” kata Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Luar Negeri Disdag Balikpapan Adi Sudarto mewakili Kepala Dinas Haemusri Umar, saat dijumpai di kantornya yang beralamat di Jalan Laks RE Martadinata Kelurahan Telaga Sari, Senin (30/10/2023).
Trade Expo Indonesia (TEI) merupakan pameran perdagangan terbesar di Indonesia yang didukung Pemerintah RI melalui Kementerian Perdagangan. Digelar setiap Oktober setiap tahunnya melibatkan berbagai negara.
Fokus kegiatannya yakni perdagangan Business to Business (B2B) sambil mempromosikan pameran pariwisata dan investasi untuk produk dan layanan berorientasi ekspor.
Kegiatan tersebut juga berfungsi sebagai platform unik untuk menghubungkan pasar global dengan produk ekspor berkualitas tinggi dan inovatif dari Indonesia.
Secara akurasi Adi menyebut, memfasilitasi pelaku UMKM lokal menggapai pasar lebih luas merupakan bentuk kehadiran pemerintah.
Namun tidak semua bisa difasilitasi karena anggaran terbatas. Kiatnya, dengan mengikuti ajang potensial. Salah satunya dengan membidik TEI.
“Butuh banyak support anggaran karena biaya promosi tidak sedikit,” ulasnya.
Adi menjelaskan, sebelum merencanakan keikutsertaan pelaku UMKM Kota Balikpapan, terlebih melakukan peninjauan dengan menghadiri TEI yang digelar awal Oktober lalu.
Setelah dirasa menguntungkan bagi pelaku UMKM Adi kemudian melakukan berbagai persiapan. Termasuk menyiapkan anggaran.
Adapun pelaku UMKM yang akan terlibat yang dianggap memiliki potensi ekspor.
“Rencananya kami akan bawa dua pelaku UMKM untuk mengikuti pameran. Keduanya untuk mewakili yang lainnya.
Tapi jumlah produknya yang diperbanyak. Tentunya semua produk yang memiliki orientasi ekspor,” sambung Adi, karib ia disapa.
Adi menjelaskan, berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan Disdag Balikpapan tercatat ada 25 produk UMKM Kota Balikpapan yang berpotensi untuk diekspor.
Sebelum disiapkan menuju pasar internasional, puluhan produk tersebut sudah banyak diminati. Di antaranya ada yang sebagai oleh-oleh.
“Selama ini Hand Carry atau Under Name alias dibawa oleh Trader,” sebutnya.
Namun dia menegaskan, selain laik dan mampu bersaing untuk pasar global, diperlukan kesiapan penting lainnya yang wajib dipenuhi pelaku UMKM.
“Yang utama kualitas. Kemudian produksinya juga berkesinambungan. Jangan sampai sudah tembus pasar internasional malah enggak siap saat ada permintaan dalam jumlah besar.
Nah itu juga yang menjadi perhatian kami. Makanya, produk UMKM yang kami ajak betul-betul memenuhi semua dan harus siap dengan yang dipersyaratkan,” serunya. (*)
