
KOTAKU, BALIKPAPAN-Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Balikpapan Adwar Skenda Putra, mengungkapkan proses evaluasi dan survei untuk memastikan kelayakan operasional bus massal yakni Balikpapan City Trans (BCT), terus berjalan.
Ditemui di sela-sela kegiatan Rapat Paripurna DPRD Balikpapan yang berlangsung di Hotel Gran Senyiur, Senin (19/8/24), Edo sapaan akrab Adwar Skenda Putra menerangkan, evaluasi BCT awalnya direncanakan berlangsung penuh selama tiga bulan. Namun, karena beberapa kendala, evaluasi sempat terhenti.
“Seharusnya tetap beroperasi selama masa uji coba yakni tiga bulan berturut-turut untuk mendapatkan data yang akurat mengenai kelayakan minat masyarakat dan kelayakan tarif. Tapi karena ada kendala akhirnya terhenti walaupun kemudian berlanjut lagi,” ujarnya.
Kendala yang dimaksud yakni adanya aksi protes para sopir angkut kota (Angkot) sehingga operasional BCT dihentikan sementara waktu.
Adapun operasional BCT terdiri tiga koridor. Masing-masing Koridor A dengan rute Pelabuhan Semayang – Bandar Udara Internasional Sultan Muhammad Aji Sulaiman (SAMS) Sepinggan pulang pergi (PP).
Kemudian, Koridor B dengan rute Terminal Batu Ampar via Jalan MT Haryono – Terminal Batu Ampar dan Koridor C Terminal Batu Ampar via Jalan Ahmad Yani – Terminal Batu Ampar.
Edo menyebut bahwa koridor yang paling banyak diminati yang melewati Jalan Sudirman, Sepinggan, dan bandara. “Kelayakan dari tiga koridor ini sudah didapatkan, permintaan masyarakat cukup tinggi, dengan penggunaan di atas 50 persen,” ujarnya.
Nantinya hasil uji coba dan evaluasi kelayakan minat masyarakat akan dijadikan acuan untuk menentukan tarif.
Dishub Balikpapan berharap agar data yang diperlukan terkait kelayakan dan tarif BCT bisa didapatkan periode Agustus hingga September 2024.
Data tersebut nantinya akan digunakan sebagai bahan penilaian oleh konsultan dan menjadi dasar penetapan tarif yang direncanakan ditetapkan Oktober atau Desember 2024.
“Penetapan tarif ditentukan oleh Kementerian Perhubungan, dan karena ini subsidi, nantinya juga akan disampaikan kepada Kementerian Keuangan,” tambahnya.
Edo juga mengungkapkan bahwa tidak sedikit masyarakat yang menginginkan jangkauan BCT diperluas.
Seperti ke kawasan Teritip dan Kariangau. Animo tersebut datang dari kalangan pekerja dan perusahaan di wilayah tersebut.
“Beberapa perusahaan bahkan telah menyatakan kesediaannya untuk menggunakan BCT,” ungkapnya.
“Kami optimis layanan ini dapat terus berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” pungkas Edo. (*)
