
KOTAKU, BALIKPAPAN-Kabar terbaru dari dunia perkoperasian di Balikpapan.
Dari total 587 koperasi yang terdaftar, cuma 126 yang masih aktif.
Dan dari jumlah itu, hanya enam yang masuk kategori koperasi “sehat” berdasarkan penilaian terbaru. Sisanya? Masih perlu banyak Upgrade.
Rendahnya jumlah koperasi sehat tentu saja menjadi perhatian serius.
Menanggapi situasi ini, Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (DKUMKM) Balikpapan langsung tancap gas.
Salah satunya dengan menggelar pelatihan manajemen risiko dengan menghadirkan fasilitator dari Lembaga Inkubator Mitra Solusi KUKM yakni Fredi Antoni dan Nabila Naimi.
Kegiatan digelar di Hotel Swisbell In Kompleks Sudirman Square Balikpapan, Senin (28/4/2025). Pelatihan diikuti sekira 30 koperasi yang siap naik level.
Kepala DKUMKM Balikpapan Heruressandy Setia Kusuma menyatakan bahwa banyak koperasi belum kuat dari sisi pengelolaan dan pelaporan.
Hal ini bukan tidak mungkin akan menyebabkan kepercayaan masyarakat luntur, apalagi kalau sampai ada kredit macet.
“Koperasi itu dikelola bareng, uangnya juga dari anggota. Jadi harus benar-benar aman dan profesional,” ujarnya.
Selain manajemen risiko, materi pelatihan juga membahas pentingnya dana cadangan, pengelolaan keuangan yang transparan, dan pemanfaatan teknologi digital.
Ia mencontohkan koperasi di lingkungan sekolah yang memiliki potensi besar, juga tidak luput dari riiko jika tidak dikelola secara profesional.
Sementara itu, menurut fasilitator pelatihan Fredi Antoni, koperasi zaman sekarang tidak bisa terus-terusan dijalankan secara manual.
Saat ini, penting bagi koperasi untuk Go Digital agar tidak kalah saing dengan badan usaha lain.
Sayangnya, masih banyak koperasi di Balikpapan yang belum melek teknologi. Belum lagi kurangnya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.
“Pendidikan koperasian menjadi kunci. Tanpa pemahaman, koperasi tidak akan mampu bersaing dengan badan hukum lain seperti PT atau yayasan,” tuturnya.
Karenanya, tahun ini, DKUMKM Balikpapan bakal terus mendorong koperasi dengan memberikan pendampingan dan menyediakan program inkubasi agar semakin banyak yang naik ke level sehat.
Misi besarnya apalagi kalau bukan mencetak koperasi menjadi lembaga ekonomi yang kuat, mandiri, dan relevan di era digital.
Karena koperasi yang sehat akan melahirkan ekonomi kerakyatan yang kuat.
Adapun dalam pelatihan ini, pendekatan yang digunakan lebih sederhana agar mudah diterapkan. (*)
