
KOTAKU, BALIKPAPAN-Dilatarbelakangi keinginan untuk tetap berkarya tanpa melanggar nilai-nilai keagamaan dan sosial yang dijunjung tinggi selama Ramadan maupun kebijakan yang berlaku selama Ramadan, musisi lokal menyuarakan aspirasi kepada anggota DPRD Balikpapan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar Komisi IV DPRD Balikpapan di ruang rapat gabungan, Senin (24/2/2025).
Seperti yang disampaikan Ketua Komisi IV DPRD Balikpapan H Gasali kepada awak media. Dia menerangkan, dalam diskusi tersebut, para musisi meminta Pemerintah Kota (Pmekot) Balikpapan memberikan ruang bagi musisi untuk tetap berkarya sebelum waktu berbuka puasa atau setelah salat tarawih hingga menjelang sahur.
Adapun RDP tersebut turut melibatkan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (DPOP) dan Satpol PP.
“Kami menerima aspirasi dari musisi yang berharap tetap bisa tampil selama Ramadan dengan batasan yang disesuaikan. Kami akan coba sampaikan permohonan ini untuk mempertimbangkannya,” ujar Gasali kepada wartawan usai pertemuan tersebut.
Keinginan tersebut bukan tanpa alasan. Adanya kebijakan yang membatasi jam operasional hiburan selama Ramadan, berdampak langsung terhadapp mata pencaharian musisi.
Karenanya diharapkan, Pemkot Balikpapan dapat memberikan lebih banyak peluang untuk berkarya dan tetap mendapatkan penghasilan, terutama dalam momen Ramadan yang seharusnya dapat menjadi kesempatan bagi musisi untuk menampilkan pertunjukan bernuansa religi.
“Kami menyadari bahwa sektor seni dan budaya juga menjadi bagian penting termasuk kontribusi para musisi lokal. Oleh karena itu, kami akan berupaya mencari solusi agar tetap bisa berkarya tanpa mengganggu aturan dan norma yang berlaku selama Ramadan,” terang Gasali.
Dengan adanya sinergi antara pemerintah, DPRD, serta komunitas musisi, diharapkan sektor seni dan budaya di Balikpapan dapat terus berkembang tanpa mengesampingkan nilai-nilai religi.
Diskusi ini menjadi langkah awal bagi para musisi dalam menyuarakan hak, sekaligus membangun komunikasi yang lebih baik dengan pemerintah demi ekosistem seni yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Balikpapan. (*)
