Ekbis

Efisiensi Bisnis dan Pemerintahan selama Pandemi, Dongkrak Peringkat Daya Saing Indonesia Berdasarkan Survei LM FEB-UI untuk IMD

Dalam kesempatan yang sama, Head of Research and Consulting LM FEB-UI, Bayuadi Wibowo mengatakan dua komponen Indonesia mengalami penurunan peringkat, yakni kinerja perekonomian dan infrastruktur.

Komponen kinerja perekonomian Indonesia tahun 2021 turun. Dari posisi ke-26 tahun 2020 menjadi posisi ke-35, tahun ini.

“Penurunan didorong oleh kondisi ketenagakerjaan, perdagangan internasional dan tingkat harga domestik,” ungkapnya. Peringkat infrastruktur Indonesia, lanjut dia, juga turun. Namun tidak mendalam. Dari posisi ke-55 tahun 2020 menjadi posisi 57 tahun 2021.

Menurut Bayuadi, hal tersebut disebabkan faktor kesiapan infrastruktur kesehatan dan pendidikan dalam menghadapi pandemi.

Terkait itu, Senior Researcher LM FEB-UI Taufiq Nur menjelaskan, secara keseluruhan, aspek yang menjadi keunggulan yakni pertumbuhan PDB, kestabilan harga BBM, pertumbuhan investasi, penerimaan pajak, efektivitas APBN, pertumbuhan angkatan kerja, remunerasi professional. Demikian halnya akses layanan keuangan, komponen biaya telekomunikasi seluler, dan rasio pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT).

“Secara keseluruhan juga, kelemahannya terlihat dari rendahnya PDB per kapita, rasio perdagangan terhadap PDB, serta ekspor jasa. Begitu juga aspek yang prosedur memulai bisnis, rasio cadangan mata uang asing per kapita, tingkat produktivitas tenaga kerja, rendahnya jumlah paten yang dihasilkan, belum tersebarnya fasilitas layanan kesehatan, rasio pengguna komputer, dan pengeluaran untuk kesehatan,” ulasnya.

Terkait itu, LM FEB-UI berharap, keunggulan dan kelemahan tersebut menjadi indikator agar peringkat daya saing meningkat secara berkelanjutan. (*)

Pages: 1 2

To Top