
KOTAKU, BALIKPAPAN-Masyarakat Indonesia khususnya di Balikpapan disuguhkan fenomena alam gerhana bulan total super perigie atau yang biasa disebut super blood moon. Peristiwa yang terhadi 195 tahun sekali ini cukup aman dilihat dengan mata telanjang.
Namun di balik keindahanya, rupanya super blood mood juga bisa memberikan dampak bagi keseimbangan alam. Kepala Stasiun Geofisika, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Balikpapan, Mujianto mengatakan gerhana bulan total super perigie dapat memicu pasangnya air laut hingga terjadinya gempa yang maupun tsunami.
“Mungkin selama hidup mengalami dua kejadian gempa besar Aceh dan Palu terus gerhana matahari dan gerhana bulan total. Ini mungkin butuh di atas 50 tahun bahkan 300 tahun lagi untuk melihat kejadian atau fenomena seperti ini. Sedangkan gerhana matahari yang total butuh waktu 80 tahun,” tuturnya kepada awak media, Rabu (25/5/2021).
Dijelaskanya, saat terjadinya gerhana merupakan titik terdekat bulan dengan bumi, tentunya efek dari grafitasi bulan dapat mengakibatkan pasangnya air laut. Namun tak hanya itu, saat bulan berada dalam posisi terdekat dengan bumi rupanya juga berpengaruh terhadap lempeng tektonik bumi.
“Biasanya dengan adanya bulan besar artinya kalau bulan itu kan ada titik terdekat dan titik terjauh, nah ini pas bulan besar itu jarak terdekat dengan bumi. Nah ini biasanya pasang besar, nah pas pasang besar ini pancingan membuka plat tektonik (lempengan tektonik, Red),” jelasnya.
Menurutnya kebanyakan gempa besar yang mematikan dan disertai tsunami besar itu pas posisi air pasang besar. Untuk saat ini pasang besar terjadi antara sore menjelang magrib dan subuh menjelang pagi.
“Seperti kejadian gempa Aceh itu kan subuh menjelang pagi, di Palu kan sore menjelang magrib. Jadi di mana puncak pasang besar biasanya bulan jarak terdekat dengan bumi, untuk gerhana bulan ini juga memang air laut sedang pasang tinggi, biasanya sampai pagi itu akan terjadi genangan air karena air yang dari gunung tidak bisa kembali ke laut karena sedang pasang. Ini air pasang tingginya sekitar 2-3 meter,” ulasnya.
Untuk itu ia mengimbau kepada masyarakat agar waspada terutama daerah pesisir.
“Meski mungkin bukan untuk di daerah sini tapi mungkin untuk di daerah lain. Jadi diimbau tetap waspada saja,” pintanya.
Sementara dalam peristiwa ini, rupanya kondisi cuaca cukup menguntungkan Tim Pemantau Gerhana dari BMKG Kota Balikpapan.
“Kondisi cuaca mengizinkan untuk melakukan observasi awal sampai berakhirnya ini kondisi clear dan gambar yang diambil baik dan memuaskan,” akunya.
Dalam pantauanya yang berlangsung di tower BMKG Kota Balikpapan yang berlokasi di Jalan Marsma S Wahyudi, Sepinggan, Mujianto mengatakan bahwa semuanya sesuai dengan data yang ada.
“Ketepatan waktu sama fase awal hingga berakhirnya itu semuanya betul-betul terbuka,” tutupnya. (*)
