Ekbis

Februari Inflasi 0,44 Persen, Dipicu si Kembar Bawang Merah dan Bawang Putih Juga Daging Ayam

Daging ayam potong salah satu komoditas penyulut inflasi Februari 2020 (foto: kotaku.co.id/chandra)

KOTAKU, BALIKPAPAN-Reli kenaikan harga sejumlah bahan pangan membentuk inflasi Kota Balikpapan sebesar 0,44 persen periode Februari 2020. “Kelompok bahan makanan kembali memberi pengaruh besar,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Balikpapan Achmad Zaini dijumpai di kantornya, Senin (2/3/2020). Tingkat inflasi Februari menjadikan inflasi kalender sebesar 0,70 persen dan secara tahunan sebesar 1,75 persen.

Dijelaskan, tekanan inflasi yang diberikan kelompok makanan, minuman dan tembakau edisi Februari sebesar 0,3904 persen setelah mengalami kenaikan indeks sebesar 1,43 persen. Komoditi yang memberi efek menonjol terhadap inflasi periode tersebut yakni bawang putih, daging ayam ras serta bawang merah.

Menurutnya, inflasi periode Februari merupakan siklus yang kerap terjadi di awal tahun. Sebelumnya, Januari 2020, Balikpapan mengalami inflasi sebesar 0,27 persen. “Tahun 2019 misalnya, Januari-Juni inflasi Kota Balikpapan mencapai 2,4 persen. Namun secara total, inflasi tahun 2019 hanya 1,88 persen,” ulasnya. Itu terjadi berkat reaksi cepat dan intervensi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan. “TPID bersama pemerintah kota sudah membangun kerja sama dengan daerah sentra penghasil untuk memasok barang kebutuhan dalam rangka menjaga ketersediaan,” tuturnya berpendapat. Termasuk berkoordinasi dengan pihak terkait guna menjamin ketersediaan pasokan.

Disinggung potensi kenaikan harga akan berlanjut hingga Maret seiring momentum Ramadan pertengahan April mendatang, Zaini enggan berandai-andai. Namun tidak dapat dinafikan bahwa harga bahan pangan kerap terkerek naik jelang Ramadan menyusul tingginya tingkat konsumsi masyarakat.

Lanjut dia menerangkan, selain kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau, ada tujuh kelompok pengeluaran rumah tangga lainnya yang juga berkontribusi terhadap inflasi periode Februari. Masing-masing Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran. Andilnya terhadap inflasi sebesar 0,0676 persen. Disusul kelompok Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga yang memberi andil sebesar 0,0301 persen, kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya memberi andil sebesar 0,0151 persen, kemudian Kelompok Perlengkapan, Peralatan, Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga memberi sumbangan terhadap inflasi sebesar 0,0084 persen, Kelompok Pakaian dan Alas Kaki sebesar 0,0020 persen, Kelompok Kesehatan sebesar 0,0010 persen dan Kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya sebesar 0,0003 persen. Sebaliknya, pada periode tersebut ada dua jenis pengeluaran rumah tangga yang mendorong terjadinya deflasi. Masing-masing kelompok Transportasi sebesar 0.0788 persen dan kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Lainnya sebesar -0,0025 persen. Komoditas pembentuknya yakni angkutan udara yang mengalami penurunan indeks harga sebesar 3,10 persen dan memberikan andil sebesar -0,0623 persen, diikuti sawi hijau yang mengalami penurunan indeks sebesar 16,13 persen dan memberikan andil -0,0194 persen serta kacang panjang dengan penurunan indeks sebesar 13,49 persen dan memberikan andil sebesar -0,0189 persen.

Kelompok Pendidikan merupakan satu-satu jenis pengeluaran rumah tangga yang tidak mengalami perubahan indeks harga sepanjang Februari 2020. (*)

To Top