
KOTAKU, BALIKPAPAN-Calon Presiden (Capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo konsolidasi kekuatan dukungan Pasangan Calon (Paslon) Ganjar-Mahfud MD di Kalimantan Timur (Kaltim).
Ia menyampaikan bahwa Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud MD optimis bisa meraih 65 persen suara Kaltim, dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Optimisme itu dipastikan Ganjar setelah bertemu TPD, para Calon Legislatif (Caleg) partai pengusung dan relawannya di Kaltim.
Pertemuan dilaksanakan di Hotel Swiss-BelHotel Balikpapan, Selasa (5/11/2023).
“Kami menyampaikan beberapa pokok persoalan. Satu, visi misi dan program yang mesti disampaikan kepada masyarakat,” ujar Ganjar didampingi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kaltim H Safaruddin dan jajarannnya, ditemui usai konsolidasi.
Ia menerangkan, selama blusukan dan bertemu langsung dengan masyarakat di Kota Balikpapan, telah menerima aspirasi terkait kebutuhan pokok hingga antrean Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Maka hal-hal yang keseharian inilah yang ada di tengah masyarakat, kami minta didengarkan (para caleg),” katanya.
Dengan demikian, Ganjar menyebut bahwa dalam waktu kurang lebih dua bulan ini, TPD Ganjar-Mahfud MD yang nanti akan menyiapkan pola-pola gerakannya, dalam memenuhi ekspektasi masyarakat.
“InsyaAllah kompak antara partai pengusung dan relawan,” katanya.
Ia menyebut, TPD telah mempersiapkan semua rencana gerakan dan juga target suara Kaltim. Diproyeksikan bisa meraih 65 persen suara untuk pasangan Ganjar-Mahfud MD.
“Kaltim itu menjadi daerah yang penting sekali. Sumber daya alamnya bagus, di sini ada IKN (Ibu Kota Negara) dan semua berharap bisa berkontribusi dan mendapatkan manfaat lebih untuk kemakmuran masyarakat di Kaltim.
Saya kira itu tidak terlalu mewah untuk menjadi harapan dari rakyat,” ulasnya.
Ganjar juga merespons isu lingkungan, industri ekstraktif dan perkebunan yang menjadi pondasi perekonomian sekaligus tantangan bagi Kalimantan.
“Kalau ini sudah terjadi, bisa dilakukan semacam reassasement (penilaian ulang) agar tidak keliru. Biasanya yang jadi problem adalah yang ilegal. Kalau sudah legal maka akan sangat baik. Apakah itu Amdal-nya, kontrol rutin dan sebagainya,” katanya.
Menurutnya, pola ekstraksi Sumber Daya Alam (SDM) saat ini, penting mengikuti cara-cara baru sebagai sebuah kesepakatan menjaga dunia.
Upaya itu, kata dia, membutuhkan penyesuaian teknologi, membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bagus dan mesti memilah dan memilih SDA yang akan diekstraksi dan yang mana yang akan disiapkan transisinya. (*)
