Pada akhirnya, Hendrikus termasuk di dalam daftar ABK yang juga positif terinfeksi Covid-19. Ia dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Kanudjoso Djatiwibowo selama tiga pekan.
Satu per satu, rekan-rekannya juga menyusulnya di ruang perawatan lantaran terpapar Covid-19. Menurutnya, ia dan rekannya merupakan orang tanpa gejala (OTG) karena tidak memiliki keluhan khas Covid 19.
“Hanya satu orang yang tidak terkonfirmasi virus Corona. Satu orang yang tidak terkena itu karena sering cuci tangan dan selalu
memakai masker,” terangnya. Bahkan, ujar dia mengenang, rekannya tersebut melakukan pencegahan dengan level tergolong ekstra. “Karena saat mencuci tangan selalu lama,” ujarnya sembari melempar gelak dan tentu saja disambut gemuruh tawa.
Rekan yang bebas Covid-19 yang dimaksud tak lain seorang koki di atas kapal.
Dan di sinilah perjuangan dimulai. Yakni bergelut melawan Corona yang secara tiba-tiba menjangkit di tubuhnya, di rumah sakit. Dikatakannya, selama perawatan di rumah sakit untuk mendapatkan hasil negatif dua kali berturut-turut, bukan perkara mudah. Ia menjalani hampir 10 kali pemeriksaan baru kemudian dinyatakan sembuh. “Yang dirasakan saat virus itu mau mati dalam tubuh itu, kalau mau dibunuh sama imun tubuh, ada sensasi gatal di mana saja dan hilang begitu saja tanpa digaruk,” serunya.
Ia pun memberi penilaian terhadap pelayanan rumah sakit, tempatnya dirawat. “Pelayanannya sangat baik, sehingga memberikan motivasi kepada pasien. Selain itu juga, sering berjemur agar menurunkan atau menghilangkan stress dan masyarakat tetap memakai masker dan mencuci tangan. “Walaupun tidak sakit tidak enak di dalam (rumah sakit, Red),” tukasnya. (*)
