
KOTAKU, BALIKPAPAN-Meski ada momentum Iduladha, Balikpapan justru mengalami deflasi sepanjang Juli 2020.
“Tidak mempengaruhi, jika Lebaran Idulfitri menarik, sejak bulan Ramadan hingga Lebaran puncak, tetapi Iduladha permintaan hanya di penghujung, (menjelang) hari H jadi tidak mendorong inflasi,” jelas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Balikpapan Achmad Zaini ditemui di kantornya, Senin (3/8/2020).
Berdasarkan kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga, kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,36 persen dan memberikan andil sebesar -0,1009 persen terhadap inflasi keseluruhan. Selain itu, kelompok pakaian dan alas kaki mengalami deflasi sebesar 0,96 persen dan memberikan andil terhadap inflasi sebesar -0,0459 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga terjadi deflasi sebesar 0,41 persen yang memberikan andil sebesar -0,0181 persen.
Selanjutnya, kelompok transportasi mengalami deflasi 1,52 persen dan sudah memberikan andil sebesar -0,1623 persen. Kelompok rekreasi, olahraga dan budaya ikut mengalami deflasi 0,17 persen yang memberikan andil sebesar -0,0027 persen. Terakhir kelompok yang mengalami deflasi adalah penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 0,53 persen dan memberikan andil inflasi -0,0477 persen.
Sedangkan kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami inflasi yakni kelompok kesehatan sebesar 0,09 persen yang memberikan andil 0,0018 persen. Lanjutnya, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi 0,13 persen dan memberikan inflasi sebesar 0,0080 persen. Kelompok pendidikan terjadi inflasi 0,04 persen dan memberikan andil inflasi 0,0012 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi 1,18 persen yang memberikan andil inflasi 0,0654 persen.
Adapun kelompok komoditi pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tidak mengalami perubahan indeks yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,0000 persen.
Sedangkan berdasarkan komoditi, yang mengalami deflasi terbesar yakni angkutan udara 9,69 persen yang memberikan andil deflasi sebesar -0,1624 persen. Diikuti daging ayam ras dengan penurunan 6,23 persen dan memberikan andil -0,1315 persen, serta bawang merah sebesar 20,58 persen yang memberikan andil -0,1073 persen.
Ada juga komoditi yang mengalami inflasi di antaranya yang tertinggi yakni kangkung sebesar 31,58 persen dan memberikan andil sebesar 0,0828 persen. Emas perhiasan juga ikut mengalami kenaikan 3,79 persen dan memberikan andil 0.0467 persen hingga bayam mengalami kenaikan indeks 34,81 persen dan memberikan andil 0, 0434 persen.
“Kondisi Covid 19 juga menyebabkan daya beli turun dan orang berbelanja juga terbatas karena dibatasi ruang gerak ke pasar, juga kalau hari raya kurban orang tidak harus menyediakan makanan yang bermacam -macam, rumah yang tidak perlu dicat, makanan jadi seperti kue kurang perlu, pesta juga tidak banyak,” pungkasnya.(*)
