KOTAKU, BALIKPAPAN-Usai dilantik, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Kota Balikpapan dan Kutai Kartanegara (Kukar), langsung dipercaya sebagai tuan rumah pleno dan seminar internasional yang rencananya akan digelar Agustus mendatang. “Itu program paling mendesak bagi ISEI Balikpapan nantinya akan berkoordinasi dengan korwil ISEI (untuk menyukseskan kegiatan),” terang Wali Kota Balikpapan HM Rizal Effendi setelah dilantik sebagai Ketua ISEI Balikpapan yang digelar di aula Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Balikpapan, Jumat (17/1/2020).
Di luar itu, Balikpapan dan Kaltim secara keseluruhan, melalui organisasi profesi tersebut, juga didesak untuk melakukan hilirisasi dan transformasi ekonomi. Sebab selama ini, kekuatan perekonomian Kaltim ditopang industri batu bara dan perkebunan kelapa sawit. “Harusnya CPO didorong ke industri hilir lainnya. Ini yang akan kami lakukan, mendorong pemerintah daerah dan pelaku usaha,” tuturnya kemudian.
Ia memandang, belum adanya upaya pengembangan industri turunan lantaran minimnya infrastruktur dan jauhnya mengakses pasar. “Tapi sekarang ada IKN jadi daya tariknya sangat tinggi. Seperti kata Ketua Umum ISEI (Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Red), tinggal daerah yang harus membuka ruang untuk menyiapkan kawasan industri,” jelasnya kemudian.
Sayangnya, ketersediaan lahan menjadi salah satu tantangan yang mudah ditaklukkan. Utamanya untuk kegiatan bisnis. Itu juga yang terkadang menjadi penghambat masuknya investasi. “Bagaimana investor masuk ke kawasan industri kalau lahannya bermasalah. Maka BPN (Badan Pertanahan Nasional, Red) harus membantu dan di Kaltim harus diperkuat agar persoalan lahan bisa diselesaikan lebih cepat,” imbuh Rizal.
Menurut Rizal, sejatinya urusan lahan, Izin Membuka Tanah Negara (IMTN) memiliki peran yang cukup membantu. “Jika clear BPN tinggal menerbitkan saja (sertifikat, Red) tidak perlu meneliti tapi kalau dihapus kerja BPN lebih berat lagi, harus mulai dari awal. Memang harus terpadu dengan aparat hukum supaya proses IMTN tidak terganggu permainan pemalsuan dan petugas IMTN juga tidak harus setiap saat menghadap aparat hukum karena persoalan,” paparnya bersemangat.
Lanjut orang nomor satu di Balikpapan ini, selain hirilisasi diversifikasi usaha dengan memacu sektor pariwisata salah satu potensi untuk pengembangan perekonomian yang juga tidak kalah penting. “Pariwisata yang selama terabaikan dan UMKM,” sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia sekaligus Ketua Umum ISEI Perry Warjiyo berpesan, pengurus di seluruh daerah termasuk Balikpapan dan Kukar tidak perlu menyusun banyak program melainkan implementasi. Karena ISEI hadir untuk bersinergi dan berkontribusi lebih besar dalam memajukan perekonomian bangsa. “Kalau selama ini pemerintah daerahnya jalan sendiri dengan programnya, Kadin (Kamar Dagang dan Industri, Red) berjalan sendiri dengan programnya, begitu juga perbankan yang lainnya. Sekarang mari bersinergi, guyub rukun mengembangkan perekonomian bersama-sama,” pungkasnya usai melantik sekaligus menjadi pembicara utama Policy Dialogue sekaligus pelantikan ISEI Balikpapan dan Kukar. (*)