
KOTAKU, BALIKPAPAN-Kampung Wisata Bekantan Graha Indah Balikpapan merupakan salah satu destinasi edukasi wisata yang tak bisa dipandang sebelah mata. Pasalnya meskipun hanya dibangun melalui swadaya masyarakat namun kawasan itu pernah meraih berbagai prestasi bahkan salah satunya menyabet juara 1 tingkat Provinsi Kaltim.
Ketua RT 05 Graha Indah, Teguh yang juga menjadi pelopor pendiri Kampung Wisata Bekantan Balikpapan memaparkan, beberapa perstasi itu yakni Clean Green and Healty (CGH), Posyandu, Toga, dan Mathilda. Menurutnya semua prestasi itu didapat dua tahun yang lalu sebelum covid-19 melanda.
“Semuanya juara 1 kecuali Mathilda yang cuman juara 3, untuk yang toga kami juara tingkat provinsi. Untuk toga punya kami dulu bagus, tertata rapi ada barcodenya jadi pas orang scan langsung muncul nama dan fungsinya,” jelasnya saat ditemui Kotaku.co.id, Minggu (21/3/2021).
Dia mengatakan itu semua juara murni swadaya warga masyarakat RT 05 Graha Indah Balikpapan dan tanpa ada bantuan dari manapun.
Namun disayangkan, meskipun berprestasi namun hingga saat ini masih tak tersentuh bantuan dari pihak manapun. “Kalau bantuan ya kami sangat butuh, masih banyak yang mau dikembangkan tapi terkendala dana ataupun material untuk mengembangkan, jadi kami ya memanfaatkan yang ada aja, bahkan ini semua kami buat dari barang bekas,” tambahnya.
Hal itu juga diaminkan oleh Suroto, selaku penanggungjawab dibidang pembangunan RT 05. Dia mengungkapkan, jika ada dana rencananya akan menambahkan kawasan itu dengan lampion atau lampu thumbler untuk hiasan malam hari.
“Kalau untuk ide banyak sih, ya semoga aja ada CSR untuk lebih mengembangkan lagi, yang jelas ada bahannya yang kami butuhkan atau dana untuk beli bahan ya bisa lebih dikembangkan lagi. Saat ini kaya toillet, listrik, air PDAM semua iuran warga, bahkan di sana juga ada lapangan voli yang banyak warga lain juga ikut main di sana,” ungkapnya.
Dia juga mengatakan yang ada saat ini kebanyakan juga dari barang-barang bekas, seperti contohnya gazebo saat media ini sedang melakukan wawancara, di mana penopang atapnya terbuat dari bekas gulungan kabel dan tiangnya juga bekas tiang listrik PLN, sementara untuk taman seperti ayunan dan sebagainya merupakan pemberian warga sekitar yang telah rusak namun diperbaiki. (*)
