
KOTAKU, BALIKPAPAN-Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan kini semakin fokus dalam menangani peningkatan kasus tuberkulosis (TB) yang tercatat mencapai 1.825 pasien.
Penanganan intensif ini bertujuan untuk menekan penularan penyakit menular tersebut di Kota Beriman.
Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P3M) DKK Balikpapan I Dewa Gede Dony Lesmana dalam sebuah kesempatan, menjelaskan bahwa skrining TB saat ini dapat dilakukan oleh seluruh Puskesmas di Balikpapan.
Proses skrining menggunakan pemeriksaan dahak serta teknologi Tes Cepat Molekuler (TCM) untuk memastikan diagnosis yang lebih cepat dan akurat.
“Deteksi dini penting untuk mencegah penularan lebih lanjut. Satu kasus TB dapat menularkan kepada 10-20 orang di sekitarnya,” jelasnya.
DKK Balikpapan juga fokus memberikan terapi pencegahan tuberkulosis kepada orang-orang yang memiliki kontak erat dengan penderita TB.
Ini merupakan langkah penting untuk menekan risiko penularan.
“Tantangan cukup tinggi karena kami perlu memberikan terapi kepada orang yang sehat, bukan hanya mengobati pasien TB aktif,” tambah Dewa.
Di tingkat lapangan, program skrining sudah dijalankan secara aktif maupun pasif melalui Puskesmas.
Selain memastikan pasien menjalani pengobatan hingga tuntas, DKK juga memberikan edukasi kepada pasien agar menjaga pola hidup sehat, termasuk memperhatikan asupan gizi dan istirahat yang cukup.
Pasien dengan dahak positif diwajibkan menggunakan masker saat berinteraksi, demi mencegah penyebaran.
Lebih lanjut, bagi pasien TB yang bekerja, dia menekankan pentingnya istirahat total sampai hasil pemeriksaan menunjukkan dahak negatif, yang biasanya diperiksa setiap dua bulan.
“Jika dahak sudah negatif, pasien dapat kembali bekerja. Namun selama pengobatan awal, interaksi harus dibatasi dan penggunaan masker tetap wajib,” ujarnya kemudian.
Dengan penguatan program skrining dan pencegahan serta penanganan intensif, DKK Balikpapan berharap kasus TB dapat ditekan sehingga kesehatan masyarakat tetap terjaga. (*)
