
Sadar akan pentingnya upaya pencegahan penularan Covid-19, Yudhi menegaskan tidak membantah kebijakan PPKM. Ia pun telah menerapkan protokol kesehatan yang diklaim cukup ketat sebagai upaya melawan penularan. Mulai pengecekan suhu tubuh sebelum pengunjung memasuki mal, menyediakan sarana cuci tangan dan hand sanitizer serta mengatur jarak dengan membatasi pengunjung maksimal 50 persen dari total kapasitas masing-masing tenant. Penerapan protokol kesehatan tentu menambah beban biaya. Tapi itu bukan halangan demi memutus rantai penularan.
Namin ia juga tidak ingin pembatasan aktivitas berlangsung berlarut-larut. Karena kemampuan bertahannya terbatas. “Kami terima PPKM asal setelah ini aktivitas kembali dengan kenormalan baru,” jelasnya. Ia juga berharap, vaksinasi segera dilaksanakan untuk menambah keyakinan dan membuat kebijakan pemerintah ke depan lebih longgar terhadap aktivitas.
Setali tiga uang, GM Grand Jatra Hotel Balikpapan Widya Wirawan mengaku tingkat keterisian kamar terjun bebas selama PPKM. Padahal, baru saja hotel yang masih satu group dengan e.Walk dan Pentacity ini, mengecap peningkatan permintaan kamar setelah dipukul mundur Covid-19 hingga memaksanya menutup operasional selama dua bulan berturut-turut yakni April-Mei 2020 lalu.
“Hari pertama PPKM okupansi masih 50 persen itu ada karena tamu-tamu tersebut tidak mungkin lagi melakukan pembatalan. Sebelumnya bahkan masih 70-80 persen. Masuk hari kedua PPKM sampai sekarang hanya 30 persen,” ungkapnya ditemui dalam kesempatan yang sama.
Tak hanya okupansi yang babak belur, ia juga menelan pil pahit pembatalan lima kegiatan pertemuan. Kerugian pun ditaksir ratusan juta. Sementara kegiatan pertemuan tersebut berkorelasi positif dengan tingkat keterisian kamarnya.
Dijelaskan, Grand Jatra Hotel resmi beroperasi kembali Juni 2020 edisi kenormalan baru, setelah vakum dua bulan.
