
KOTAKU, BALIKPAPAN-Sunarti (40) kader PKK RT 47 yang menjadi korban kebakaran besar di Kelurahan Baru Ilir, Balikpapan Barat, Rabu (15/12/2021) lalu hingga kini tak percaya dengan musibah yang menimpanya beserta sanak saudaranya.
Pasalnya, sebelum musibah itu terjadi ia memiliki dua hajatan besar. Yakni pesta pernikahan adiknya Rubianti (35) serta kakaknya Rabaniah (42) yang dijadwalkan Kamis (16/12/2021) kemarin.
Persiapan pun sudah matang. Mulai dari konsumsi untuk para tamu, tenda dan lainnya. Termasuk menyebar 300 undangan.
Namun takdir berkata lain, pesta yang sejatinya diselimuti suka cita kebahagiaan, dalam sekejap berubah. Tak lagi seperti yang direncanakan melainkan berganti dengan duka. Karena rumahnya hangus hanya menyisakan puing setelah diamuk si jago merah.
Sunarti menceritakan, saat pristiwa itu terjadi, ia sedang berada di dapur rumahnya untuk memasak persiapan acara pesta pernikahan tersebut. Namun, tepat setelah adzan zuhur berkumandang, suasana langsung berubah 180 drajat.
“Pas itu ada dua orang duduk-duduk terus lihat ada api dari salah satu rumah kosong, rumah kosong itu dari kayu dan rumah lama, berjejer empat sudah dua tahun hanya dikontrakkan,” kata Narti kepada awak media, Jumat (17/12/2021).
Menurut dia, kobaran api terlihat tak jauh dari rumahnya. Tepatnya hanya berjarak lima rumah. Anggota keluarga yang sedang sibuk memasak di dapur dilanda kepanikan. “Yang kami utamakan (keselamatan) anak-anak kami karena masih banyak yang kecil-kecil,” tambahnya.
Dan benar saja, 15 menit kemudian, api sedikit demi sedikit menjilati atap rumahnya hingga membakar seisi rumah “Karena angin. Yang jelas secepat kilat jadi gak sempat ngapa-ngapain, bahkan ini cuma bawa baju di badan, dua saudara saya yang mau nikah juga pas kejadian gak di rumah, dia lagi di (kantor) penasehat (KUA, Red) jadi cuma bawa baju di badan,” kenangnya.
Termasuk tenda yang sudah didirkan untuk para tamu undangan, dalam sekejap habis dilalap si jago merah. Terkait itu, sang pemilik tenda memaklumi dan mengikhlaskan.
“Tendanya hancur (kerangka tenda) dipakai untuk posko pengungsian, karena kami belum dapat posko utama,” akunya.
Persiapan yang merogoh kocek hingga Rp15 juta itu pun sirna. Meski begitu pernikahan tetap berlangsung tanpa adanya pesta atau resepsi. Dan janji suci pernikahan kedua saudaranya tersebut digelar di rumah keluarganya di kawasan Kampung Baru. (*)
