
KOTAKU, BALIKPAPAN-Menteri Agama Republik Indonesia (RI) resmi mengumumkan tidak ada pemberangkatan calon jamaah haji (Calhaj) dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Terkait itu, Kementerian Agama (Kemenag) Kota Balikpapan berencana akan melakukan sosialisasi kepada 530 calhaj asal Balikpapan.
“Menteri Agama RI sudah mengumumkan kemarin, tidak ada keberangkatan calhaj tahun ini. Nanti ada surat dari Kanwil,” jelas Kepala Kantor Kemenag Balikpapan H A Johan Marpaung melalui sambungan seluler, Jumat (4/6/2021).
Dia menjelaskan, gagalnya calhaj berangkat tahun ini karena Arab Saudi belum memberi izin kepada Indonesia, karena masih dalam situasi pandemi Covid 19. Selain itu juga, pemerintah masih mempertimbangkan kesehatan calhaj.
“Kami akan segera melakukan sosialisasi seperti tahun 2020 lalu. Sehingga tidak ada keberangkatan tahun ini dan belum tahu juga untuk tahun depan,” papar Johan.
Calhaj terutama asal Balikpapan tentu merasakan kekecewaan karena gagal berangkat dan hal tersebut dapat dimaklumi Kemenag Balikpapan.
“Seharusnya tahun ini saya juga berangkat sebagai petugas haji tetapi tidak jadi lagi. Kondisi ini sudah dua tahun begini,” ungkapnya.
Johan menuturkan dengan adanya keputusan pembatalan keberangkatan calhaj tahun ini, maka semakin panjang daftar tunggu. Di Kaltim sebutnya, ada sekitar 4 ribu daftar tunggu.
“Kalau ditunda semakin menambah panjang daftar antrean. Apabila mendaftar sekarang, baru bisa diberangkatkan 25 tahun kemudian,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang berbeda, Sekretaris MUI Kota Balikpapan Jailani mengatakan, sebenarnya MUI hanya mengikuti kebijakan pemerintah. Mengingat, pemerintah sebagai regulator dan operator pelaksanaan haji.
“MUI ketika mengetahui pemerintah membatalkan keberangkatan calhaj dengan berbagai alasan bahwa yang dilakukan pemerintah itu yang terbaik, terlepas dari persoalan yang berkembang selama ini,” ujarnya.
Jailani melihat kondisi ini meminta kepada calhaj istitoah sebagai salah satu syarat pelaksanaan ibadah haji. “Istitoah itu bukan hanya mampu membayar ongkos haji, bukan dari sisi kesehatan yang prima berhaji. Akan tetapi juga perjalanan ke tanah suci dari negara asal, itu juga jadi pertimbangan. Pemerintah melihat kepentingannya yang lebih luas demi keselamatan calhaj,” pungkasnya.(*)
