
KOTAKU, BALIKPAPAN-Di tengah adanya dorongan untuk melakukan hilirisasi dan transformasi industri, batu bara dan CPO masih memberi pengaruh besar terhadap perekonomian Kaltim. Tidak terkecuali bagi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kantor Wilayah (Kanwil) Kalimantan Bagian Timur (Kalbagtim). Tercatat, penerimaan bea masuk tahun 2019, masih ditopang penunjang industri batu bara seperti alat berat, sparepart dan ban. Pun begitu untuk penerimaan bea keluar, CPO kembali memberi andil terbesar disusul ikan, kayu semi olahan dan produk kimia.
“Komposisi masih sama dari tahun ke tahun. Belum ada perubahan,” kata Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Hubungan Masyarakat M Arief Rahman dijumpai di kantornya, Selasa (21/1/2020).
Disebutkan, total penerimaan tahun 2019 mencapai Rp 606 miliar dari target yang dibebankan sebesar Rp 628 miliar. Dari jumlah itu, penerimaan bea masuk mencapai Rp 572 miliar dari target Rp 609 miliar.
“Karena harga komoditas tahun 2019 mengalami penurunan otomatis produksi terpengaruh sehingga barang masuk berupa peralatan penunjang industri juga berkurang,” tuturnya memberi penjelasan.
Penerimaan lainnya berasal dari bea keluar, mencapai Rp 33 miliar dan cukai sebesar Rp 1,4 miliar dari Rp 679 juta yang ditargetkan. “Pengenaan cukai dari cairan rokok elektrik (vape) yang dipungut dari dua produsen masing-masing di Samarinda dan Balikpapan,” ungkapnya.
Di sisi lain, dalam rangka memacu semangat ekspor, DJBC Kanwil Kalbagtim getol mengedukasi pelaku usaha kecil dan menengah tentang tatacara pengiriman produk ke luar negeri. Apalagi Bea Cukai juga telah membuka akses kepabeanan selebar-lebarnya kepada pelaku industri untuk melakukan ekspor agar dapat memasarkan produknya secara maksimal.
Sejalan dengan itu, Bea Cukai juga telah memberi fasilitas kepabeanan yang diharapkan dapat membantu industri dalam negeri bersaing di luar negeri. Salah satunya kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) untuk industri kecil dan menengah (IKM) berupa pembebasan bea masuk dan pajak impor untuk bahan baku, bahan penolong, mesin, beserta barang contoh yang digunakan untuk menunjang hasil produksi. Selanjutnya, hasil produksi diekspor. Dengan begitu harga produk akan lebih kompetitif di pasar internasional. (*)
