
Diharapkan dengan banyaknya jumlah cekungan survey kelak akan menjadi potensi cadangan migas yang besar bagi Indonesia.
“SKK Migas memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada seluruh tim yang terlibat atas kerjasama dan kolaborasi yang baik utamanya kepada Elsnusa selaku pelaksana kerja dan khususnya kepada kru kapal Elsa Regent yang telah berhasil melaksanakan tugas mulia ini,” kata Dwi.
Dwi kembali menegaskan meskipun saat ini industri hulu migas harus melakukan penyesuaian akibat rendahnya harga minyak dan turunnya Demand, namun kegiatan eksplorasi tetap menjadi prioritas utama yang harus dilakukan. “Di tengah menurunnya gairah investasi di Indonesia, kami justru menggenjot kegiatan-kegiatan investasi di hulu migas agar tetap dilaksanakan. Untuk mencapai visi produksi 1 juta BOPD di 2030, SKK Migas berkomitmen melaksanakan Not Business as Usual dengan cara masif, agresif, namun tetap menjunjung nilai efisien. Karena keberhasilan kegiatan eksplorasi hari ini merupakan bekal bagi generasi berikutnya untuk dapat menikmati hasil migas Indonesia,” ungkapnya.
Survey seismik 2D ini merupakan bagian dari KKP Jambi Merang hingga tahun 2024 dengan nilai investasi sebesar 239,3 juta dolar Amerika Serikat (AS). Khusus untuk kegiatan eksplorasi, dalam KKP sudah dialokasikan sebesar 196,5 juta dolar AS untuk meningkatkan penemuan cadangan. Sehingga akan ada kegiatan-kegiatan eksplorasi lain yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu ke depan.
Hasil dari survey akan diproses dan dievaluasi oleh Pertamina dengan target penyelesaian pada November 2020. Hasil survey akan menjadi data terbuka dalam kurun waktu 1 tahun kedepan. “SKK Migas berharap setelah evaluasi selesai dilakukan, Pemerintah dapat segera menetapkan hasilnya menjadi wilayah kerja aktif melalui Join Study atau lelang terbuka”, tutup Dwi.(*)
